KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati saya memanjatkan puji syukur kehadirat
Allah SWT atas berkat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Sistem Koordinasi”.
Dalam pembuatan makalah ini saya sadar masih banyak kekurangan baik itu
dari segi penulisan, isi dan lain sebagainya, maka saya sangat mengharapkan
kritikan dan saran guna perbaikan untuk pembuatan makalah untuk hari yang akan
datang.
Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga
tulisan sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca. Atas semua
ini saya mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga, semoga segala bantuan
dari semua pihak mudah – mudahan mendapat amal baik yang diberikan oleh Allah
SWT.
|
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Pengertiaan Sistem Koordinasi 2
B.
Sistem
Koordinasi 2
a) Sistem Saraf 3
b) Sistem Indera 8
c) Sistem Hormon 12
BAB III PENUTUP 14
A. Kesimpulan 14
B.
Saran 14
DAFTAR PUSTAKA 15
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tubuh manusia dilengkapi tiga
perangkat pengatur kegiatan tubuh yang terdiri dari saraf, endokrin
(hormon), dan pengindraan. Sistem saraf bekerja dengan cepat untuk menanggapi
adanya perubahan lingkungan yang merangsangnya. Pengaturan sistem dilakukan oleh
benang – benang saraf. Sistem hormon mengatur pertumbuhan, keseimbangan
internal, reproduksi, serta tingkah laku. Hormon bekerja jauh lebih lambat,
tetapi teratur dan berurutan dalam jangka waktu yang lama. Pengangkutan hormon
dilakukan melalui pembuluh darah. Alat indera merupakan reseptor
rangsang dari luar.
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang
mengatur kerja semua sistem organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem
koordinasi bekerja untuk menerima rangsangan, mengolahnya dan kemudian
meneruskannya untuk menanggapi rangsangan.
B.
Rumusan
Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang
tersebut,agar dalam penulisan ini dapat sesuai dengan apa yang diinginkan, maka
kali mengemukakan beberapa rumusan masalah. Rumusan masalah tersebut adalah Pembahasan
dari Apa yang Ada dalam Sistem Koordinasi.
C.
Tujuan Penulisan
Agar
kita dapat lebih memahami tentang system koordinasi
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Sistem Koordinasi
Sistem koordinasi merupakan suatu
sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar dapat bekerja secara serasi.
Sistem koordinasi bekerja untuk menerima rangsangan, mengolahnya dan kemudian
meneruskannya untuk menanggapi rangsangan.
B.
Sistem Koordinasi
Pernahkah tanganmu menyentuh benda
yang panas? Bagaiman reaksi tanganmu atau tubuhmu? Bagaimana hal tersebut bisa
terjadi? Bila kamu mendengar seseorang memanggil namamu, tentunya kamu akan
menoleh, bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Ada sesuatu dari luar yaitu
panasnya benda yang kamu sentuh, atau suara panggilan dari temanmu. Tubuhmu
memberikan tanggapan terhadap rangsang dari luar tersebut.
Jantung berdebar dan tangan bergeerak spontan karena terkejut, Pernahkah kamu pikirkan mengapa dan bagaimana tubuhmu bisa memberi tanggapan atau respon seperti itu? Sistem koordinasi, dan indera bersama-sama terlibat dalam proses tersebut.
Jantung berdebar dan tangan bergeerak spontan karena terkejut, Pernahkah kamu pikirkan mengapa dan bagaimana tubuhmu bisa memberi tanggapan atau respon seperti itu? Sistem koordinasi, dan indera bersama-sama terlibat dalam proses tersebut.
Pernahkah kamu menginjak benda yang
panas? Tanpa kamu sadari, kamu langsung menarik kakimu. Mengapa hal ini
terjadi? Hal ini terjadi karena kamu memiliki sistem saraf yang berfungsi untuk
merespons rangsangan dan melaporkannya ke otak. Sistem saraf merupakan salah
satu sistem koordinasi tubuh. Selain sistem saraf, terdapat sistem hormon yang
mengendalikan sistem fisiologis tubuh. Sistem saraf berhubungan erat dengan alat
indera manusia. Misalnya, ketika kamu menyentuh batang bunga yang berduri, kamu
terlebih dahulu melihat batang tersebut dengan mata. Kemudian, kamu menyentuh
duri tersebut, lalu kamu terkejut karena duri tersebut melukai kulitmu. Dari
responmu tersebut pun sistem saraf telah bekerja.
a)
Sistem
Saraf
Sistem saraf disusun oleh satuan
terkecil yang disebut sel saraf. Sistem saraf terdiri atas otak, sumsum tulang
belakang, dan saraf (neuron). Fungsi sistem saraf adalah sebagai pengatur
koordinasi alat-alat tubuh dan sebagai pusat kesadaran, kemauan, dan pikiran.
1.
Sel
Saraf
Sel saraf atau neuron merupakan unit
dasar dari sistem saraf. Berdasarkan fungsinya, sel saraf dibagi menjadi dua
macam, yaitu neuron dan neuroglia. Neuron berfungsi sebagai pembawa impuls dari
organ ke saraf pusat atau sebaliknya. Sedangkan, neuroglia berperan untuk
mendukung neuron melaksanakan tugasnya dengan baik. Neuron terdiri atas tiga
bagian, yaitu: badan sel, dendrit, dan neurit. Badan sel memiliki sebuah inti
dan di dalam sitoplasmanya terdapat butir-butir Nissl yang mengandung RNA.
Butir-butir Nissl ini berfungsi untuk mensintesis protein. Dendrit berfungsi
untuk menyampaikan impuls (rangsangan) menuju badan sel. Sedangkan, neurit
berfungsi menyampaikan informasi dari badan sel ke sel lainnya. Pertemuan
antara neurit dengan dendrit disebut sinapsis. Di dalam neurit terdapat
serabut-serabut halus yang disebut neurofibril. Neurofibril diselubungi oleh
selaput mielin yang berfungsi melindungi dan memberi makan neurit. Pada tempat
tertentu, terdapat penyempitan yang tidak diselubungi selaput mielin, disebut
nodus ranvier.
Gambar
sel saraf
Berdasarkan
struktur dan fungsinya, terdapat tiga macam sel saraf, yaitu sel saraf
sensorik, motoris, dan konektor (interneuron).
· Neuron
sensorik (neuron aferen) berfungsi untuk menghantarkan impuls dari indera ke
sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).
· Neuron
motoris (neuron eferen) berfungsi untuk menghantar impuls dari sistem saraf
pusat ke kelenjar atau otot.
· Neuron
Konektor (Interneuron) berfungsi untuk meneruskan impuls (rangsangan) dari
neuron sensorik ke neuron motoris. Interneuron merupakan sel saraf yang
memiliki banyak dendrit dan akson (multipolar).
2.
Gerak
Biasa dan Gerak Refleks
Gerak adalah suatu aktivitas tubuh
karena adanya rangsangan oleh saraf. Gerak dibagi menjadi dua macam, yaitu
gerak biasa dan gerak refleks. Gerak biasa adalah gerak yang dilakukan dengan
kesadaran. Sedangkan, gerak refleks dilakukan di luar kesadaran. Gerak refleks
sangat dibutuhkan untuk menghindari bahaya. Berdasarkan letak neuron penghubung
(neuron konektor), gerak refleks dibagi menjadi dua macam, yaitu refleks otak
dan refleks tulang belakang. Jika neuron konektornya terletak di otak disebut
refleks otak. Contohnya, gerakan pupil mata yang menyempit dan melebar karena
terkena rangsangan cahaya. Jika neuron konektornya terletak di sumsum tulang
belakang disebut refleks sumsum tulang belakang. Contohnya, gerakan lutut yang
tidak disengaja.
3.
Sistem Saraf Pusat dan Saraf Tepi
Sistem saraf dibagi menjadi dua macam,
yaitu sistem saraf pusat dan saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak
dan sumsum tulang belakang. Sedangkan, sistem saraf tepi terdiri atas sistem
saraf sadar (saraf kraniospinal) dan saraf tak sadar (saraf otonom).
· Sistem
Saraf Pusat merupakan pusat pengaturan informasi. Seluruh aktivitas tubuh
dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan
sumsum tulang belakang. Otak dilindungi oleh tengkorak dan sumsum tulang
belakang dilindungi oleh ruas-ruas
tulang belakang. Otak dan sumsum tulang belakang dibungkus oleh selaput meningia yang melindungi sistem saraf halus, membawa pembuluh darah, dan dengan mensekresi sejenis cairan yang disebut cairan serebrospinal, selaput meningia dapat memperkecil benturan dan guncangan. Meningia terdiri atas tiga lapisan, yaitu piamater, arachnoid, dan duramater.
tulang belakang. Otak dan sumsum tulang belakang dibungkus oleh selaput meningia yang melindungi sistem saraf halus, membawa pembuluh darah, dan dengan mensekresi sejenis cairan yang disebut cairan serebrospinal, selaput meningia dapat memperkecil benturan dan guncangan. Meningia terdiri atas tiga lapisan, yaitu piamater, arachnoid, dan duramater.
o
Otak
Otak merupakan pusat saraf yang terletak
di dalam rongga tengkorak. Otak manusia terdiri atas dua belahan, yaitu otak
kiri dan kanan. Otak kiri mengendalikan tubuh bagian kanan. Sebaliknya, otak
kanan mengendalikan tubuh bagian kiri. Hal ini terjadi karena pindah silang
pada jalur-jalur spinal. Otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu otak besar,
otak tengah, otak kecil, dan sumsum lanjutan.
Gambar
otak manusia
Ø Otak
Besar (cerebrum)
-
Otak besar pada manusia dewasa memiliki
volume sekitar ± 1500 cm3. Permukaan otak berlipat-lipat sehingga dapat memuat
jutaan neuron. Bagian luar otak berisi neuron sehingga berwarna kelabu
(substansia grissea). Sedangkan, otak bagian dalam berisi neurit dan dendrit
sehingga berwarna putih (substansia alba). Otak besar merupakan pusat ingatan,
kesadaran, kecerdasan, dan kemauan. Selain itu, otak besar juga merupakan
sumber semua kegiatan yang manusia sadari. Otak besar terbagi menjadi empat
bagian, yaitu:
1) bagian depan : pusat gerakan otot
2) bagian tengah : pusat perkembangan
ingatan dan
kecerdasan
kecerdasan
3) bagian samping : pusat pendengaran
4) bagian belakang : pusat penglihatan
Ø Otak
tengah (mesensefalon)
Otak tengah merupakan bagian otak yang
terletak di antara pons vasoli dan diensefalon. Otak tengah berhubungan dengan
sistem penglihatan dan pendengaran. Di bagian depan dari otak tengah terdapat:
1) Talamus, yaitu bagian yang menjalankan pemisahan pertama impuls yang tiba dan mengarahkan impuls ke bagian cerebrum yang berbeda, serta mengarahkan sebagian dari impuls ke sumsum tulang belakang.
1) Talamus, yaitu bagian yang menjalankan pemisahan pertama impuls yang tiba dan mengarahkan impuls ke bagian cerebrum yang berbeda, serta mengarahkan sebagian dari impuls ke sumsum tulang belakang.
2)
Hipotalamus, yaitu bagian yang mengatur suhu tubuh, selera makan, dan
keseimbangan cairan tubuh.
Ø Otak
kecil (cerebelum)
Otak kecil terletak di bawah otak besar,
di dalam rongga tengkorak bagian belakang. Fungsi otak kecil adalah untuk
mengatur keseimbangan tubuh, posisi tubuh, dan gerakan otot yang disadari.
Bagian kiri dan bagian kanan otak kecil dihubungkan oleh suatu penghubung yang
disebut jembatan varol, seperti otak besar. Bagian luar otak kecil (korteks)
berwarna kelabu dan bagian dalam (medula) berwarna putih.
Ø Sumsum
lanjutan (medula oblongata)
Sumsum lanjutan terdapat di muka otak
kecil dan di bawah otak besar, dan merupakan perpanjangan dari sumsum tulang
belakang. Bagian dalamnya berisi neuron sehingga berwarna kelabu. Sedangkan,
bagian luarnya berwarna putih karena berisi neurit dan dendrit. Fungsi sumsum
lanjutan adalah sebagai pengatur pernapasan, gerakan jantung, dan gerak alat
pencernaan.
o
Sumsum tulang belakang (medula spinalis)
Sumsum tulang belakang dilindungi atau
berada di dalam ruas-ruas tulang belakang. Bagian luarnya berwarna putih dan
bagian dalam berwarna kelabu. Sumsum tulang belakang terletak memanjang dari
ruas-ruas leher sampai ruas pinggang yang kedua. Selaput otak juga menyelaputi
sumsum tulang belakang.
Fungsi sumsum tulang belakang, yaitu:
Fungsi sumsum tulang belakang, yaitu:
a) Pusat perantara antara susunan saraf
tepi dan otak.
b) Menghantarkan impuls menuju atau dari
otak.
c) Mengatur gerak refleks tubuh.
Penampang melintang sumsum tulang
belakang terlihat seperti gambar kupu-kupu dengan warna kelabu, berisi neuron.
Rangsang disampaikan ke otot lewat serabut saraf sensorik. Sedangkan, tanggapan
dari pusat ke efektor disampaikan lewat serabut saraf motorik. Serabut saraf
tersebut terdapat di sumsum tulang belakang.
· Sistem
Saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri atas sistem
saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar. Sistem saraf sadar meliputi sistem
saraf kepala (kranial). Sedangkan, sistem saraf tidak sadar dibagi menjadi dua
macam, yaitu saraf simpatik dan parasimpatik.
1) Sistem
Sistem saraf sadar (kraniospinal) merupakan saraf yang mengatur gerakan yang
dilakukan secara sadar. Sistem saraf sadar dibagi menjadi dua macam, yaitu
kranial dan spinal. Sistem saraf kranial atau kepala disusun oleh 42
pasang saraf yang keluar dari otak. Saraf kranial berhubungan dengan
reseptor dan efektor untuk daerah kepala. Sedangkan, saraf spinal disusun oleh
31 pasang saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.
2) Sistem
saraf tak sadar (saraf otonom). Sistem saraf otonom dibagi menjadi dua bagian,
yaitu saraf simpatik dan parasimpatik yang memiliki susunan dan
fungsi yang khas.
· Sistem
saraf simpatik
Sistem saraf simpatik terdiri atas
serangkaian urat kembar berupa ganglion-ganglion yang tersebar di beberapa
daerah, seperti daerah leher, daerah dada, daerah pinggang, dan daerah
pelvis. Serabut saraf simpatik berfungsi untuk merangsang kerja otot
jantung, otot-otot tak sadar semua pembuluh darah, dan semua alat-alat
dalam, seperti lambung, pankreas,dan usus. Selain itu, merangsang serabut
motorik sekretorik pada kelenjar keringat dan mempertahankan tonus semua otot,
termasuk tonus otot sadar.
· Sistem
saraf parasimpatik
Susunan saraf parasimpatik berupa
jaringan susunan saraf yang berhubungan dengan ganglion-ganglion
yang tersebar di seluruh tubuh. Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi
kebalikan dari saraf simpatik.
b)
Sistem Indera
Tubuh manusia mempunyai berbagai organ
indera. Masing-masing organ indera dikhususkan untuk mendeteksi adanya
rangsang tertentu. Mata mendeteksi adanya cahaya. Hidung dan lidah mendeteksi
adanya molekul-molekul zat kimia. Telinga mendeteksi adanya getaran atau
gelombang udara. Kulit mendeteksi adanya panas, dingin, sentuhan, dan tekanan.
Organ indera bisa menentukan adanya rangsang tertentu karena ada sel-sel
reseptor. Reseptor adalah bagian saraf yang menanggapi rangsang. Reseptor
tertentu peka terhadap rangsang tertentu.
1.
Indera Penglihatan
Mata merupakan indera penglihatan yang
dibentuk untuk menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina.
Kemudian, rangsangan ini dialihkan ke pusat penglihatan melalui serabut-serabut
nervus optikus untuk ditafsirkan.
a. Struktur
Mata
Mata manusia berbentuk agak bulat,
dilapisi oleh tiga lapis jaringan yang berlainan, yaitu lapisan luar, lapisan
tengah, dan lapisan dalam mata.
1) Lapisan
luar mata (lapisan sklera)
Lapisan sklera sangat kuat dan berwarna
putih. Di lapisan ini terdapat kornea yang bening, yang menerima cahaya masuk
ke bagian dalam mata dan membelokkan berkas cahaya sedemikian rupa sehingga
dapat difokuskan.
2) Lapisan
tengah mata (lapisan koroid)
Lapisan koroid berpigmen melanin dan
mengandung banyak pembuluh darah. Lapisan ini berfungsi untuk menghentikan
refleksi berkas cahaya yang menyimpang di dalam mata. Lapisan koroid
membentuk iris.
3) Lapisan
dalam mata (retina)
Retina terdiri atas reseptor cahaya yang
sesungguhnya, yaitu berbentuk batang dan kerucut. Pada bagian lapisan retina
yang dilewati berkas saraf ke otak tidak memiliki reseptor dan tidak peka
terhadap sinar. Oleh karena itu, daerah ini disebut bintik buta.
b. Reseptor
Mata
Reseptor penglihatan mata ialah sel
batang dan sel kerucut, yaitu sel-sel yang tersusun rapat di bawah permukaan
retina.
1) Sel
batang
Sel batang berfungsi untuk penglihatan
dalam cahaya suram, tetapi tidak mampu membedakan warna. Agar cahaya dapat
diserap, pada sel batang terdapat pigmen yang disebut rodopsin. Untuk
pembentukan rodopsin diperlukan vitamin A. Jika kamu kekurangan vitamin A,
rodopsin yang dihasilkan sedikit sehingga kamu tidak bisa melihat dalam gelap
atau yang disebut buta senja.
2) Sel
kerucut
Sel kerucut sangat peka terhadap
intensitas cahaya tinggi sehingga berperan untuk penglihatan pada siang hari
dan dapat membedakan warna. Satu sel kerucut hanya menyerap satu macam warna.
Pada mata terdapat tiga sel kerucut yang masing-masing menyerap warna merah,
hijau, dan biru.
c. Otot
pada Mata
Mata memiliki enam otot penggerak mata,
empat di antaranya lurus, sementara yang dua lagi agak serong. Aksi otot-otot
ini memungkinkan bola mata diputar ke segala arah. Biasanya, sumbu kedua mata
mengarah serentak pada satu titik yang sama. Jika mata tidak dapat mengarah
secara serentak lagi, mata mengalami kelainan yang disebut juling.
2.
Indera Pendengaran (Telinga)
Telinga merupakan organ pendengaran.
Telinga terdiri atas tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan
rongga telinga dalam.
a. Telinga
Luar
Telinga luar terdiri atas daun telinga
yang merupakan tulang rawan elastis. Daun telinga berfungsi untuk menerima dan
mengumpulkan suara yang masuk, terdapat rambutrambut halus yang berfungsi untuk
menghalangi benda asing yang masuk. Selain itu, terdapat kelenjar lilin yang
menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering.
b. Telinga
Tengah
Telinga tengah disebut juga rongga
timpani merupakan bilik kecil yang mengandung udara. Rongga ini terletak di
sebelah dalam membran timpani atau gendang telinga. Di sebelah depan telinga
tengah terdapat saluran eustachius yang menghubungkan rongga dengan faring.
Saluran ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan udara antara udara
luar dengan udara di dalam telinga tengah.
c. Telinga
Dalam
Rongga telinga dalam terdiri atas
berbagai rongga yang menyerupai saluran-saluran dalam tulang temporalis.
Rongga-rongga ini disebut labirin tulang dan dilapisi membran membentuk labirin
membranosa. Labirin tulang terdiri atas tiga bagian, yaitu vestibula, saluran
setengah lingkaran yang bersambung dengan vestibula, dan kokhlea. Kokhlea
adalah sebuah tabung berbentuk spiral yang membelit dirinya seperti rumah siput.
Dalam setiap belitan terdapat saluran membranosa yang mengandung ujung-ujung
akhir saraf pendengaran. Cairan dalam labirin membranosa disebut endolimfa dan
di luar labirin membranosa disebut perilimfa.
d. Saraf
Pendengaran
Saraf pendengaran (nervus auditorius)
terdiri atas dua bagian, salah satunya berkaitan dengan bagian vestibuler
rongga telinga dalam yang berhubungan dengan keseimbangan. Serabut-serabut
saraf ini bergerak menuju nukleus vestibularis yang berada pada titik pertemuan
antara pons dan medula oblongata, kemudian bergerak ke cerebellum. Bagian
kokhleris pada nervus auditorus adalah saraf pendengar yang sebenarnya. Cedera
pada saraf kokhlearis akan mengakibatkan ketulian saraf. Sedangkan, cedera pada
saraf vestibularis akan menimbulkan vertigo.
3.
Indera Peraba (Kulit)
Kulit merupakan indera peraba. Kulit menutupi dan
melindungi permukaan tubuh dan bersambung dengan selaput lendir yang melapisi
rongga-rongga dan lubanglubang masuk. Kulit mempunyai banyak fungsi, yaitu
sebagai indera peraba, membantu mengatur suhu dan mengendalikan hilangnya air
dari tubuh, dan mempunyai sedikit kemampuan eksretori, sekretori, dan absorpsi.
Kulit dibagi menjadi dua lapisan, yaitu epidermis (kutikula) dan dermis
(korium).
a. Epidermis
Epidermis tersusun atas epitelium
berlapis dan terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan tanduk dan zona
germinalis. Lapisan tanduk (lapisan epidermal) terletak paling luar dan
tersusun atas tiga lapisan sel yang membentuk epidermis, yaitu stratum korneum,
stratum lusidum, dan stratum granulosum. Zona germinalis terletak di bawah
lapisan tanduk, terdiri atas sel berduri dan sel basal. Sel berduri adalah sel
dengan fibril halus yang menyambung sel satu dengan yang lain. Sedangkan, sel
basal terus-menerus memproduksi sel epidermis baru.
b. Dermis
Lapisan dermis tersusun atas jaringan
fibrus dan jaringan ikat yang elastis. Pada permukaan dermis tersusun
papila-papila kecil yang berisi pembuluh darah kapiler. Ujung akhir saraf
sensoris terletak di dalam dermis. Kelenjar
keringat yang berbentuk tabung berbelit-belit terletak di sebelah dalam dermis, salurannya melalui dermis dan epidermis, kemudian bermuara ke pori-pori kulit. Pada kulit terdapat beberapa jenis reseptor, antara lain
rasa nyeri, rasa panas, rasa dingin, rasa sentuhan, dan rasa tekanan. Kulit dan jaringan di bawahnya bekerja sebagai tempat penyimpanan air dan jaringan adiposa tempat menyimpan lemak. Hal ini sangat diperlukan agar panas tubuh tidak cepat keluar dari tubuh (untuk menghangatkan tubuh).
keringat yang berbentuk tabung berbelit-belit terletak di sebelah dalam dermis, salurannya melalui dermis dan epidermis, kemudian bermuara ke pori-pori kulit. Pada kulit terdapat beberapa jenis reseptor, antara lain
rasa nyeri, rasa panas, rasa dingin, rasa sentuhan, dan rasa tekanan. Kulit dan jaringan di bawahnya bekerja sebagai tempat penyimpanan air dan jaringan adiposa tempat menyimpan lemak. Hal ini sangat diperlukan agar panas tubuh tidak cepat keluar dari tubuh (untuk menghangatkan tubuh).
4.
Indera Perasa ( Pengecap)
Lidah merupakan indera perasa.
Selain membantu proses pencernaan, lidah juga dapat merasakan rasa makanan.
Permukaan lidah kasar karena terdapat tonjolan yang disebut papila. Papila ini
berfungsi untuk mengecap. Ada empat macam rasa kecapan, yaitu rasa manis,
pahit, asam, dan asin. Umumnya, makanan memiliki ciri harum dan ciri rasa. Ciri
harum merangsang ujung saraf penciuman, bukan pengecapan. Agar dapat dirasakan,
semua makanan harus menjadi cairan dan harus bersentuhan dengan ujung saraf
yang mampu menerima rangsangan berbeda-beda.
Reseptor rasa manis dan asin
terdapat di ujung lidah, rasa pahit di pangkal lidah, dan untuk rasa asam ada
di sisi lidah bagian dalam.
5.
Indera Penciuman
Indera penciuman terdapat di rongga
hidung. Sel-sel sensori penerima rangsang berupa bau terdapat di lapisan epitel
dalam rongga hidung dan dilindungi oleh mukus (lendir). Di akhir setiap sel sensori
terdapat silia atau rambut pembau. Rasa penciuman dirangsang oleh gas yang
terhirup. Rasa penciuman ini sangat peka, tetapi kepekaan ini mudah hilang bila
dihadapkan pada suatu bau yang sama untuk waktu yang lama. Rasa penciuman akan
melemah bila kamu sedang flu
karena terdapat penumpukan cairan yang menghalangi silia untuk membaui sesuatu.
karena terdapat penumpukan cairan yang menghalangi silia untuk membaui sesuatu.
c)
Sistem
Hormon
Hormon adalah zat kimia berbentuk
senyawa organik yang dihasikan oleh senyawa organik. Hormon mengatur berbagai
aktivitas dalam tubuh, seperti homeostasis (pengaturan secara otomatis dalam
tubuh agar kelangsungan hidup dapat dipertahankan), metabolisme, reproduksi,
pertumbuhan, dan perkembangan.
Hormon dihasilkan oleh kelenjar
endokrin, atau disebut juga kelenjar buntu, karena hormon tidak dialirkan melalui
saluran, namun langsung masuk ke pembuluh darah.
Ciri –
ciri hormon adalah sebagai berikut :
·
Diproduksi
dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah
sedikit.
·
Diangkut
ke sel atau jaringan tujuan oleh darah.
·
Mengadakan
interaksi dengan reseptor khusus yang berada di sel target.
·
Memiliki
pengaruh mengaktifkan enzim khusus.
·
Dapat
memengaruhi beberapa sel target yang berlainan.
·
Hormon
bekerja atas perintah dari saraf.
·
Sistem
yang mengatur kerjasama antara sistem saraf dan sistem hormn terletak di daerah
hipotalamus, atau disebut juga kendali saraf endokrin.
·
Karena
hormon memengaruhi kerja organ yang sifatnya spesifik, maka kelainan yang
timbul akan mudah ditelusuri.
·
Pengaruh
kerja hormon tidak secepat pengaruh saraf.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam sistem koordinasi diperlukan
tiga komponen agar fungsi koordinasi dapat berlangsung, yaitu reseptor,
konduktor, dan efektor.
1. Reseptor
Reseptor
adalah bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsangan. Bagian yang berfungsi
sebagai penerima rangsangan tersebut adalah indra.
2. Konduktor
Konduktor
adalah bagian tubuh yang berfungsi sebagai penghantar rangsangan. Bagian
tersebut adalah sel-sel saraf (neuron) yang membentuk sistem saraf. Sel-sel
saraf ini ada yang berfungsi membawa rangsangan ke pusat saraf ada juga yang
membawa pesan dari pusat saraf.
3. Efektor
Efektor
adalah bagian tubuh yang menanggapi rangsangan, yaitu otot dan kelenjar (baik
kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin).
B.
Saran
Untuk dapat memahami sistem saraf,
selain membaca dan memahami materi-materi dari sumber keilmuan yang ada (buku,
internet, dan lain-lain) kita harus dapat mengkaitkan materi-materi tersebut
dengan kehidupan kita sehari-hari, agar lebih mudah untuk paham dan akan selalu
diingat.
DAFTAR PUSTAKA
Reni Agustina, 2010 Sistem Koordinasi dan Sistem Indera
Pada Manusia, wordpress.com, diakses online pada tanggal 28 April 2014.
Anonymous, 2011 Sistem Koordinasi.
Biologimediacentre.com, diakses online pada tanggal 28 April 2014
Tugino, 2013 Sistem Koordinasi Pada Manusia. Blogspot.com,
diakses online pada tanggal 28 April 2014
Marsela Nitohis, 2013 Makalah Sistem Koordinasi. Webnode.com,
diakses online pada tanggal 28 April 2014
0 komentar:
Posting Komentar