HEWAN
INTERVEBRATA
Dunia hewan, berdasarkan ada tidaknya tulang belakang
dikelompokkan menjadi hewan bertulang belakang (vertebrata) dan hewan tak
bertulang belakang (Avertebrata). Kelompok hewan avertebrata mempunyai
ciri-ciri tidak bertulang belakang, susunan syaraf terletak di bagian ventral
(perut) di bawah saluran pencernaan, umumnya memiliki rangka luar
(eksoskeleton) dan otak tidak dilindungi oleh tengkorak.
Berikut
adalah kelompok hewan yang termasuk avertebrata :
1.
Porifera
(Latin: porus
= pori,fer = membawa) atau spons atau hewan berpori adalah
sebuah filum untuk hewan multiseluler yang paling sederhana.
Ciri-ciri
morfologinya antara lain:
·
tubuhnya
berpori (ostium)
·
multiseluler
·
tubuh
porifera asimetri (tidak beraturan), meskipun ada yang simetri radial.
·
berbentuk
seperti tabung, vas bunga, mangkuk, atau tumbuhan
·
warnanya
bervariasi
·
tidak
berpindah tempat (sesil)
Porifera
hidup secara heterotrof. Makanannya adalah bakteri dan plankton. Makanan yang
masuk ke tubuhnya dalam bentuk cairan sehingga porifera disebut juga sebagai pemakan
cairan. Habitat porifera umumnya di laut.
Contoh :
Sycon, Clathrina, Euspongia, Spongia
Klasifikasi filum Porifera
Berdasarkan bahan pembentuk rangka tubuh porifera dapat dibedakan
menjadi tiga kelas, yaitu :
1)
Kelas Calcarea
Anggota
kelas ini biasa hidup di daerah pantai
yang dangkal. Bentuk tubuhnya sederhana. Semua anggotanya memiliki kerangka
tubuh yang terbuat dari bahan CaCO3 dengan koanosit berukuran besar.
Contohnya Leucosolenia, Clatharina, Grantia, sycon, dan Scypha.
2)
Kelas Hexactinellida
Hidup
di laut dalam dan memiliki sistem saluran air tipe askon. Kerangka tubuh
tersusun dari zat kersik (H2SiO3) dan spikula berduri
enam. Contohnya, Euplectella, Pheronema, Hyalonema.
3)
Kelas Demospongiae
Pada
umumnya, anggota kelas ini hidup dilaut, meskipun sebagian kecil ada yang hidup
di air tawar,. Kerangka tubuh tersusun dari zat kersik, spongin, atau campuran
keduanya. Sistem saluran air tipe leukon. Contohnya, Euspongia, Spongilla,
Cliona, Microciona.
2.
Coelenterata (Hewan Berongga)
Coelenterata
(dalam bahasa yunani, coelenteron = rongga) adalah invertebrata yang memiliki
rongga tubuh.Rongga tubuh tersebut berfungsi sebagai alat pencernaan
(gastrovaskuler).Coeleanterata disebut juga Cnidaria (dalam bahasa yunani, cnido
= penyengat) karena sesuai dengan cirinya yang memiliki sel penyengat.Sel
penyengat terletak pada tentakel yang terdapat disekitar mulutnya.
Coelenterata memiliki struktur tubuh yang lebih kompleks.Sel-sel Coelenterata sudah terorganisasi membentuk jaringan dan fungsi dikoordinasi oleh saraf sederhana.
Coelenterata memiliki struktur tubuh yang lebih kompleks.Sel-sel Coelenterata sudah terorganisasi membentuk jaringan dan fungsi dikoordinasi oleh saraf sederhana.
Contoh:
hydra, koral, polip dan jellyfish atau ubur-ubur.
Klasifikasi Filum Coelenterata
Coelenterata
dapat dikelompokkan
menjadi tiga kelas, yaitu :
1)
Kelas Hydrozoa
Nama
kelas Hydrozoa berasal dari bahasa yunani, hydro = air, zoa= hewan. Pada
umumnya, anggota kelas ini memiliki pengaliran bentuk hidup ( polip dan medusa)
di sepanjang hidupnya. Contohnya adalah :
·
Hydra
·
Obelia
2)
Kelas Scyphozoa
Nama
kelas Scyphozoa berasal dari bahasa yunani, skyphos = mangkok dan zoon = hewan.
Jadi Scyphozoa berarti hewan yang memiliki bentuk tubuh seperti mangkok.
Scyphozoa bersifat hermafrodit ( alat kelamin jantan dan betina terdapat pada
satu individu . Salah satu contoh dari
kelompok hewan ini adalah ubur-ubur ( Aurelia).
Ubur-ubur
hidup dilaut. Hewan ini sering ditemukan terdampar dipantai. Tubuh berbentuk
seperti mangkok ( cawan) dan transparan. Seperti halnya obelia, ubur-ubur juga
mengalami pergiliran keturunan antara fase polip dan fase medusa.
3)
Kelas Anthozoa
Nama
kelas Anthozoa berasal dari bahasa yunani, anthos = bunga dan zoon= hewan.
Jadi, Anthozoa adalah kelompok hewan yang menyerupai bentu bunga.
Semua
anggota anthozoa hidup dilaut mulai dari daerah pantai sampai kedalamam laut
6.000 meter. Anthozhoa merupakan bentuk polip yang biasa menempel pada suatu
objek di dasar laut. Kelompok hean ini memiliki anggota yang paling besar dalam
filum Coelenterata. Anthozoa dapat hidup secara soliter atau membentuk koloni.
Anggota anthozoa meliputi anemon laut dan batu karang.
3.
Platyhelminthes
(cacing pipih)
Platyhelminthes
adalah binatang sejenis cacing pipih dengan simetri tubuh simetris bilateral
tanpa peredaran darah dengan pusat syarah yang berpasangan. Cacing pipih
kebanyakan sebagai biang timbulnya penyakit karena hidup sebagai parasit pada
binatang / hewan atau manusia.
Contoh
dari cacing pipih antara lain :
·
cacing
getar : planaria
·
cacing
pita : Taenia saginata (cacing pita sapi), Taenia solium (cacing pita babi),
Echinococcus granulosum (cacing pita anjing)
·
cacing
isap : cacing hati (Fasciola hepatica)
Filum
Platyhelminthes dikelompokkan menjadi
tiga kelas, yaitu
1.
Kelas
Turbellaria (cacing bersilia/berbulu getar)
2.
Kelas
Trematoda (cacing isap)
3.
Kelas
Cestoda (cacing pita)
4.
Nemathelminthes
(Cacing gilig)
Nemathelminthes
atau cacing gilik / gilig adalah hewan yang memiliki tubuh simetris bilateral
dengan saluran pencernaan yang baik namun tiak ada sistem peredaran darah.
Contoh :
cacing perut (Ascaris lumbricoides), cacing kremi (Oxyuris
vermicularis), cacing tambang (Ancylostoma duodenale) , cacing
filaria (Wuchereria bancrofti).
Cacing
gilik memiliki bentuk tubuh simetri
bilateral. Dinding tubuhnya terdiri atas tiga lapisan, yaitu ectoderm,
mesoderm, dan endoderm. System pencernaannya berupa saluran berbentuk pipa
lurus mulai dari mulut sampai ke anus. System saraf berupa cincin saraf yang
dihubungkan dengan enam serabut saraf. Umumnya cacing gilik betina berukuran
lebih besar dibandingkan cacing jantan, semua anggotanya bereproduksi secara
seksual dan fertilisasi berlangsung secara internal. Contoh cacing gilik:
a.
Ascaris
lumbriocoides
Cacing gilik ini disebut sebagai cacing perut dan cacing
usus, panjang cacing betina mencapai 20-40 cm, kedua ujung tubuhnya meruncig.
Tidak memiliki system pernapasan, pertukaran gas dilakukan melalui permukaan
tubuh.
b.
Enterobius
vermicularis
Cacing ini dikenal sebagai cacing kremi, yang hidup sebagai
parasit di dalam usus manusia hingga sampai ke anus
c.
Ancylostoma
duodenale
Dikenal sebagai cacing tambang, dan hidup parasit di dalam
usus dua belas jari. Panjang tubuh dapat mencapai 1 sampai 1,5 cm
d.
Wuchereria
bancrofti
Cacing ini dikenal sebagai cacing filarial, penyebab
filariasis atau kaki gajah.Penularan penyakit ini terjadi melalui gigitan
nyamuk Culex yang mengandung larva microfilaria.
e.
Trichinella
spiralis
Hidup parasit di dalam usus manusia,
babi, dan tikus. Cacing ini dapat menyebabkan penyakit trichinosis.
f.
Heterodera
radicicola
Cacing ini hidup parasit pada akar berbagai jenis tumbuhan
sehingga sering dikenal sebagai cacing akar.
g.
Cacing
Loa
Merupakan cacing parasit pada
jaringan di bawah kulit manusia. Cacing loa dapat menyerang mata sehingga
dikenal dengan cacing mata.
5.
Annelida
(Cacing Gelang)
Annelida
adalah cacing gelang dengan tubuh yang terdiri atas segmen-segmen dengan
berbagai sistem organ tubuh yang baik dengan sistem peredaran darah tertutup.
Annelida sebagian besar memiliki dua kelamin sekaligus dalam satu tubuh atau
hermafrodit.
Contoh
: cacing tanah (Lumbricus terrestris), cacing wawo, cacing palolo,
lintah (Hirudo medicinalis) dan pacet (Haemodipsa).
Klasifikasi Filum Annelida
Filum annelid dapat dikelompokan atas tiga kelas, yaitu
polychaeta, olygochaeta, dan hirudenia.
1.
Kelas
polychaeta
Nama
kelas polychaeta berasal dari kata poly
= banyak, chaeta = rambut atau seta.
Jadi, polychaeta adalah kelompok cacing yang memiliki banyak rambut. Habibat
cacing ini umumnya di laut. Panjang tubuh sekitar 5 sampai 10 cm dengan garis
tengah 2 sampai 10 mm. warna tubuh beraneka ragam. Misalnya, berwarna merah,
merah muda, hijau, atau warna campuran. Segmen-segmen pada tubuh hampir sama.
Pada setiap segmen terdapat seta dan sepasang parapodia ( kaki berdaging ) yang
brefungsi sebagai alat gerak.
Anggota
cacing ini memiliki sistem peredaran darah tertutup dan sistem saraf tangga
tali. Sistem reproduksi cacing ini bersifat gonokoris. Polychaeta tidak
memiliki klitelum. Pada ujung anteriornya terdapat kepala yang dilengkapi oleh
alat sensoris.
Polychaeta
bereproduksi secara seksual. Pembuahannya biasa terjadi diluar tubuh. Setelah
pembuahan, telur akan menetas menghasilkan larva trokofor. Selanjutnya, larva
tersebut akan tumbuh menjadi cacing dewasa.
Beberapa
contoh polychaeta, anatara lain cacing papolo ( Eunice viridis ), cacing wawo (
lysidice oele ), nereis virens, dan arenicola. Cacing papolo banyak ditemukan
hidup di laut kepulauan Fiji dan Samoa, sedangkan cacing wawo di laut Maluku.
Kedua jenis cacing tersebut mudah ditangkap dan dapat dikonsumsi.
2.
Kelas
Oligochaeta
Oligochaeta
merupakan kelompok cacing bersegmen yang memiliki sedikit seta; oly = sedikit.
Anggotanya yang paling dikenal adalah cacing tanah, yaitu Lumbricus terrestris
dan pheretima sp. Pada umumnya, lumbricus terrestris berukuran besar dan banyak
ditemukan di benua amerika dan eropa, sedangkan pheretima sp. Berukuran kecil
dan banyak hidup di Indonesia.
Cacing
tanah dapat hidup di darat atau di air tawar. Tubuhnya bersegmen dan memiliki
sedikit seta. Semua cacing tanah tidak memiliki parapodia. Mereka bergerak
dengan otot longitudinal dan otot sirkuler. Cacing tanah memiliki 15 samapai
200 segmen. Pada segmen ( somit ) ke 32 hingga 37 ( pada lumbricus ) dan somit
ke 10 hingga 11 ( pada pheretima ) terdapat penebalan kulit yang biasa disebut
klitelum atau sadel yang mengandung kelenjar.
3.
Kelas
Hirudinea
Nama kelas
hirudinea berasal dari kata hirudo yang berarti lintah. Hewan ini hidup di air
tawar, laut, dan darat. Tubuh lintah pipih dorsal ventral. Permukaan tubuh
tertutup oleh kutikula yang disekresikan oleh epidermis. Lintah tidak memiliki
seta dan parapodia. Hewan ini memiliki dua alat hisap, yaitu satu di bagian
ujung anterior dan satu di ujung posterior ( berukuran lebih besar ).
6.
Mollusca
(Hewan bertubuh lunak)
Mollusca
adalah hewan bertubuh lunak tanpa segmen dengan tubuh yang lunak dan biasanya
memiliki pelindung tubuh yang berbentuk cangkang atau cangkok yang terbuat dari
zat kapur untuk perlindungan diri dari serangan predator dan gangguan lainnya.
Hidup di air laut, air tawar dan di darat.
Contoh :
kerang, , gurita, cumi-cumi, sotong, siput darat, siput laut, chiton.
Klasifikasi Filum Mollusca
Struktur tubuh mollusca sangat bervariasi. Oleh karena itu,
anggota filum ini dapat dibedakan berdasarkan struktur kaki, cangkang, mantel,
insang, simetri tubuh, dan sistem sarafnya. Filum mollusca dapat dibedakan
menjadi lima kelas, yaitu Amphineura, Gastropoda, Pelecypoda, Scaphopoda, dan
Cephalopoda.
1.
Kelas
Amphineura
Kelas Amphineura memiliki anggota lebih kurang 700 spesies.
Tubuh bulat telur, pipih, dan simetris bilateral. Memiliki cangkang yang
terdiri atas delapan kepingan kapur. Semua anggotanya hidup di laut, melekat
pada batu-batuan dan banyak ditemukan di daerah pantai.
Pada bagian kepala terdapat mulut. Struktur mulut biasanya
dilengkapi dengan radula, yaitu semacam lidah parut. Hewan ini tidak memiliki
tentakel dan mata, tetapi memiliki kaki yang pipih.
2.
Kelas
Gastropoda
Nama kelas Gastropoda berasal dari bahasa yunani, gastos =
perut, dan podos = kaki. Jadi, Gastropoda adalah kelompok hewan yang
menggunakan perutnya sebagai kaki.
Gastropoda dapat
ditemukan di darat, air tawar dan laut. Tubuhnya mengalami modifikasi dari
bentuk simetris bilateral menjadi bentuk membelit ( rotasi ). Kebanyakan
anggota gastropoda memiliki cangkang. Contoh yang banyak dikenal adalah siput
air tawar ( helix pomata ). Siput air tawar memiliki cangkang berbentuk kerucut
terpilin dengan arah ke kanan atau ke kiri. Alat gerak hewan ini adalah otot
perut yang berkontraksi secara bergelombang dari depan ke belakang sambil
menghasilkan telur.
3.
Kelas
Pelecypoda ( Lamellibranchiata atau Bivalvia )
Dinamakan
pelecypoda karena hewan ini memiliki kaki yang pipih. Lamellibranchiata, karena
memiliki insang berupa lembaran yang berlapis-lapis dan Bivalvia karena
memiliki dua belahan cangkang. Contoh yang banyak dikenal adalah kerang air
tawar ( anadonta ).
4.
Kelas
Scaphopoda
Anggota
hewan ini ada sekitar 200 spesies. Hidup di laut pada pantai berlumpur.
Memiliki cangkang berbentuk seperti terompet atau tanduk. Ujung cangkang
memiliki lubang dan mantel.
5.
Kelas
Cephalopoda
Nama kelas cephalopoda berasal dari kata cephalo = kepala,
pados = kaki. Jadi, cephalopoda adalah kelompok hewan yang memiliki kaki di
bagian kepala.
Cephalopoda hidup di laut. Anggota kelompok hewan ini dapat
bergerak cepat ( berenang ) dengan cara menyemprotkan air melalui sifon.
Cumi-cumi pada saat hendak mengejar mangsa dan menghindar dari kejaran musuh
akan segera menyemprotkan air keluar dari rongga mantel sehingga tubuh
terdorong ke depan. Sifon merupakan struktur otot terbentuk cerobong.
7.
Echinodermata
(Hewan berkulit duri)
Echinonermata
adalah binatang berkulit duri yang hidup di wilayah laut dengan jumlah lengan
lima buah bersimetris tubuh simetris radial. Beberapa organ tubuh echinodermata
sudah berkembang dengan baik. Tubuh ditutupi duri yang tersusun atas zat kapur,
memiliki daya regenerasi yang tinggi, hidup di laut, berkembang biak secara
kawin yang pembuahannya diluar tubuh.
Contoh : Bintang
laut (Asteroidea), Landak laut (Echinoidea), Bintang ular (Ophiuroidea), lili
laut (Crinoidea), teripang (Holothuroidea).
Klasifikasi
Berdasarkan persamaan dan perbedaan struktur tubuhnya, arthropoda
dikelompokkan menjadi lima kelas, yaitu Crustaseae, Insecta, Arachnid,
Diplopoda, dan Chilopoda.
Kriteria
|
Kelas
|
||||
Crustaseae
|
Insecta
|
Arachnid
|
Diplopoda
|
Chilopoda
|
|
Tubuh
|
Kepala dan
dada (sefalotoraks) dan perut (abdomen).
|
Kepala,
dada, dan perut.
|
Sefalotoraks
dan abdomen.
|
Kepala da
badan yang bentuknya silindris.
|
Kepala dan
badan memanjang agak gepeng
|
Kaki
|
Sepasang
pada setiap ruas (lima pasang kaki pada toraks)
|
Tiga pasang
pada dada (toraks)
|
Empat
pasang pada sefalotoraks
|
Setiap ruas
terdapat dua pasang kaki
|
Setiap ruas
terdapat sepasang kaki
|
Sayap
|
Tidak ada
|
Ada
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Antena
|
Dua pasang
|
Satu pasang
|
Tidak ada
|
Satu pasang
|
Satu pasang
|
Alat
Respirasi
|
Insang atau
permukaan tubuh
|
Trakea
|
Paru-paru
buku
|
Trakea
|
Trakea
|
Habitat
|
Air
|
Darat
|
Darat
|
Darat
|
Darat
|
1.
Kelas
Crustacea
Crustaceae
dikenal sebagai hewan akuatik karena sebagian besar hidup di air. Crustaceae
yang hidup di laut sebagian besar yang hidup di lait adalah zooplankton. Ukuran
tubuh crustacea bevariasi.
2.
Kelas
Insecta
Insekta
disebut juga heksapoda atau lebih dikenal sebagai serangga yang merupakan kelas
terbesar dalam filum antropoda dan memiliki anggota lebih kurang 675.000
spesies.
3.
Kelas
Arachnid
Arachnid
berasal dari kata arachne =
laba-laba. Anggotanya meliputi kaljengking, laba-laba, dan tungau.
4.
Kelas Diplopoda
Sering disebut juga hewan berkaki seribu atau milipeda. Kelompok ini memiliki banyak
segmen. Tubuh berbentuk bulat panjang (silindris) dan beberaapa segmen tubuh
menyatu. Pada setiap segmen terdapat dua pasang kaki.
Diplopod hidup di tempat-tempat gelap dan lembab. Hawan ini
hidup sebagai herbivora dengan makanan utamanya berupa tumbuhan yang telah
membusuk.
Alat pernafasan diplopoda berupa trakea yang tidak
bercabang-cabang. Hewan ini memiliki jantung berupa pembuluh dengan ostia di
sebelah samping. Alat ekskresinya berupa pembuluh malpigi.
Gerakan diplopoda sangat lambat. Beberapa jenis diantaranya
dapat menggulung diri membentuk struktur seperti spiral atau bola. Alat
kelaminnya terpisah dan bereproduksi secara seksual. Pada hewan jantan, dua
pasang kaki di segmen ketujuh mengalami modifikasii membentuk alat kopulaasi
(alat kawin).
5.
Kelas
Chilopoda
Anggota kelas ini sering disebut hewan berkaki seratus atau sentipeda. Tubuh berbentuk piph,
memanjang, serta berdegmen-segmen. Pada setiap segmen terdapat sepasang kaki,
kecuali pada segmen di belakang kepala. Pada bagian tersebut terdapat maksilaris, yaitu cakar kacun yang
berfungsi untuk membunih mangsanya.
Chilopoda hidup di darat atau di baeah bebatuan. Hidup
sebagai hewan buas (karnivora) yang dapat bergerak cepat dengan menggunakan
kaki yang banyak.
8.
Arthropoda
(Hewan Berbuku-buku)
Arthropoda
adalah hewan dengan kaki beruas-ruas dengan sistem saraf tali dan organ tubuh
telah berkembang dengan baik. Tubuh artropoda terbagi atas segmen-segmen yang
berbeda dengan sistem peredaran darah terbuka.
Arthropoda
dibagi menjadi 4 kelas, yaitu :
a.
Insecta
(Serangga)
Insecta
adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga
pasang); karena itulah mereka disebut pula Hexapoda (dari bahasa
Yunani yang berarti “berkaki enam”)
Contoh :
kecoa, kupu-kupu, nyamuk, lalat.
b.
Crustaceae
(Udang-udangan)
Mayoritas
merupakan hewan air, baik air tawar maupun laut, walaupun beberapa kelompok
telah beradaptasi dengan kehidupan darat, seperti kepiting darat. Kebanyakan
anggotanya dapat bebas bergerak, walaupun beberapa takson bersifat parasit dan
hidup dengan menumpang pada inangnya.
Tubuh Crustacea
terdiri atas dua bagian, yaitu kepala dada yang menyatu (sefalotoraks) dan
perut atau badan belakang (abdomen). Bagian sefalotoraks dilindungi oleh kulit
keras yang disebut karapas dan 5 pasang kaki yang terdiri dari 1 pasang kaki
capit (keliped) dan 4 pasang kaki jalan. Selain itu, di sefalotoraks juga
terdapat sepasang antena, rahang atas, dan rahang bawah. Sementara pada bagian
abdomen terdapat 5 pasang kaki renang dan di bagian ujungnya terdapat ekor.
Pada udang betina, kaki di bagian abdomen juga berfungsi untuk menyimpan
telurnya.
Contoh :
kepiting, ketam, udang.
c.
Arachnoidea
(Laba-laba)
Laba-laba,
atau disebut juga labah-labah, adalah sejenis hewan berbuku-buku (arthropoda)
dengan dua segmen tubuh, empat pasang kaki, tak bersayap dan tak
memiliki mulut pengunyah. Laba-laba merupakan hewan pemangsa (karnivora),
bahkan kadang-kadang kanibal. Mangsa utamanya adalah serangga.
Tidak
semua laba-laba membuat jaring untuk menangkap mangsa, akan tetapi semuanya mampu
menghasilkan benang sutera –yakni helaian serat protein yang tipis namun kuat–
dari kelenjar (disebut spinneret) yang terletak di bagian belakang
tubuhnya. Serat sutera ini amat berguna untuk membantu pergerakan laba-laba,
berayun dari satu tempat ke tempat lain, menjerat mangsa, membuat kantung
telur, melindungi lubang sarang, dan lain-lain.
Contoh :
kalajengking, laba-laba, kutu buku.
d.
Myriapoda
(Lipan)
Kelabang
adalah hewan yang memiliki sepasang kaki di setiap ruas tubuhnya. Hewan ini
termasuk hewan yang berbisa, dan termasuk hewan nokturnal (beraktivitas di
malam hari).
Contoh :
lipan (kelabang), luwing (kaki seribu).
9.
Filum Chordata
Hanya
sedikit sekali dari anggota filum chordata yang memiliki notokorda yang tidak
tergantikan dengan tulang punggung. Lanselet dan tunikata merupakan dua contoh
hewan yang tergolong kordata invertebrata.
Lanselet (lanset) masuk ke dalam subfilum
Cephalochordata. Kelompok hewan tersebut memiliki notorkoda di sepanjang ekor
hingga kepala. Anggotanya ada sekitar 23 spesies. Tubuh lanselet umumnya
berukuran kecil dengan panjang tubuh hanya beberapa sentimeter. Disebut
lanselet karena bentuk hewan tersebut mirip pisau bedah bermata dua sisi dan
berujung runcing.
Tunikata masuk dalam subfilum Urochordata
yang terdiri atas 1.250 spesies. Hewan tersebut hidup di dasar laut dan memiiki
tunik (selubung) yang membuat tubuh mereka seperti dinding tebal atau kantong
yang pendek dan gemuk. Tunikata juga disebut hewan penyemprot laut karena dapat
menyemprotkan air ketika mereka merasa terganggu.
Ciri-ciri
Chordata :
· Memiliki
notokorda pada masa embrionik, yaitu sumbu penyongkong tubuh primer
·
Memiliki celah faring atau celah insang pada
beberapa tahap selama masa perkembangannya
·
Memiliki tali saraf dorsal
·
Memiliki ekor, paling tidak pada masa embrionik
0 komentar:
Posting Komentar