Selasa, 24 Juni 2014

HEWAN INTERVEBRATA



HEWAN INTERVEBRATA

Dunia hewan, berdasarkan ada tidaknya tulang belakang dikelompokkan menjadi hewan bertulang belakang (vertebrata) dan hewan tak bertulang belakang (Avertebrata). Kelompok hewan avertebrata mempunyai ciri-ciri tidak bertulang belakang, susunan syaraf terletak di bagian ventral (perut) di bawah saluran pencernaan, umumnya memiliki rangka luar (eksoskeleton) dan otak tidak dilindungi oleh tengkorak.
Berikut adalah kelompok hewan yang termasuk  avertebrata :
1.        Porifera
(Latin: porus = pori,fer = membawa) atau spons atau hewan berpori adalah sebuah filum untuk hewan multiseluler yang paling sederhana.
Ciri-ciri morfologinya antara lain:
·           tubuhnya berpori (ostium)
·           multiseluler
·           tubuh porifera asimetri (tidak beraturan), meskipun ada yang simetri radial.
·           berbentuk seperti tabung, vas bunga, mangkuk, atau tumbuhan
·           warnanya bervariasi
·           tidak berpindah tempat (sesil)
Porifera hidup secara heterotrof. Makanannya adalah bakteri dan plankton. Makanan yang masuk ke tubuhnya dalam bentuk cairan sehingga porifera disebut juga sebagai pemakan cairan. Habitat porifera umumnya di laut.
Contoh : Sycon, Clathrina, Euspongia, Spongia
Klasifikasi filum Porifera
Berdasarkan bahan pembentuk rangka tubuh porifera dapat dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu :
1)        Kelas Calcarea
Anggota kelas ini biasa hidup di daerah  pantai yang dangkal. Bentuk tubuhnya sederhana. Semua anggotanya memiliki kerangka tubuh yang terbuat dari bahan CaCO3 dengan koanosit berukuran besar. Contohnya Leucosolenia, Clatharina, Grantia, sycon, dan Scypha.


2)        Kelas Hexactinellida
Hidup di laut dalam dan memiliki sistem saluran air tipe askon. Kerangka tubuh tersusun dari zat kersik (H2SiO3) dan spikula berduri enam. Contohnya, Euplectella, Pheronema, Hyalonema.
3)        Kelas Demospongiae
Pada umumnya, anggota kelas ini hidup dilaut, meskipun sebagian kecil ada yang hidup di air tawar,. Kerangka tubuh tersusun dari zat kersik, spongin, atau campuran keduanya. Sistem saluran air tipe leukon. Contohnya, Euspongia, Spongilla, Cliona, Microciona.

2.          Coelenterata (Hewan Berongga)
Coelenterata (dalam bahasa yunani, coelenteron = rongga) adalah invertebrata yang memiliki rongga tubuh.Rongga tubuh tersebut berfungsi sebagai alat pencernaan (gastrovaskuler).Coeleanterata disebut juga Cnidaria (dalam bahasa yunani, cnido = penyengat) karena sesuai dengan cirinya yang memiliki sel penyengat.Sel penyengat terletak pada tentakel yang terdapat disekitar mulutnya.
Coelenterata memiliki struktur tubuh yang lebih kompleks.Sel-sel Coelenterata sudah terorganisasi membentuk jaringan dan fungsi dikoordinasi oleh saraf sederhana.
Contoh:  hydra, koral, polip dan jellyfish atau ubur-ubur.
Klasifikasi Filum Coelenterata
Coelenterata dapat dikelompokkan menjadi tiga kelas, yaitu :
1)        Kelas Hydrozoa
Nama kelas Hydrozoa berasal dari bahasa yunani, hydro = air, zoa= hewan. Pada umumnya, anggota kelas ini memiliki pengaliran bentuk hidup ( polip dan medusa) di sepanjang hidupnya. Contohnya adalah :
·          Hydra
·            Obelia
2)        Kelas Scyphozoa
Nama kelas Scyphozoa berasal dari bahasa yunani, skyphos = mangkok dan zoon = hewan. Jadi Scyphozoa berarti hewan yang memiliki bentuk tubuh seperti mangkok. Scyphozoa bersifat hermafrodit ( alat kelamin jantan dan betina terdapat pada satu individu . Salah satu contoh  dari kelompok hewan ini adalah ubur-ubur ( Aurelia).
Ubur-ubur hidup dilaut. Hewan ini sering ditemukan terdampar dipantai. Tubuh berbentuk seperti mangkok ( cawan) dan transparan. Seperti halnya obelia, ubur-ubur juga mengalami pergiliran keturunan antara fase polip dan fase medusa.
3)        Kelas Anthozoa
Nama kelas Anthozoa berasal dari bahasa yunani, anthos = bunga dan zoon= hewan. Jadi, Anthozoa adalah kelompok hewan yang menyerupai bentu bunga.
Semua anggota anthozoa hidup dilaut mulai dari daerah pantai sampai kedalamam laut 6.000 meter. Anthozhoa merupakan bentuk polip yang biasa menempel pada suatu objek di dasar laut. Kelompok hean ini memiliki anggota yang paling besar dalam filum Coelenterata. Anthozoa dapat hidup secara soliter atau membentuk koloni. Anggota anthozoa meliputi anemon laut dan batu karang.

3.        Platyhelminthes (cacing pipih)
Platyhelminthes adalah binatang sejenis cacing pipih dengan simetri tubuh simetris bilateral tanpa peredaran darah dengan pusat syarah yang berpasangan. Cacing pipih kebanyakan sebagai biang timbulnya penyakit karena hidup sebagai parasit pada binatang / hewan atau manusia.
Contoh dari cacing pipih  antara lain :
·           cacing getar : planaria
·           cacing pita : Taenia saginata (cacing pita sapi), Taenia solium (cacing pita babi), Echinococcus granulosum (cacing pita anjing)
·           cacing isap : cacing hati (Fasciola hepatica)
Filum Platyhelminthes  dikelompokkan menjadi tiga kelas, yaitu
1.         Kelas Turbellaria (cacing bersilia/berbulu getar)
2.         Kelas Trematoda (cacing isap)
3.         Kelas Cestoda (cacing pita)


4.        Nemathelminthes (Cacing gilig)
Nemathelminthes atau cacing gilik / gilig adalah hewan yang memiliki tubuh simetris bilateral dengan saluran pencernaan yang baik namun tiak ada sistem peredaran darah.
Contoh : cacing perut (Ascaris lumbricoides), cacing kremi (Oxyuris vermicularis), cacing tambang (Ancylostoma duodenale) , cacing filaria (Wuchereria bancrofti).
Cacing gilik memiliki bentuk tubuh simetri  bilateral. Dinding tubuhnya terdiri atas tiga lapisan, yaitu ectoderm, mesoderm, dan endoderm. System pencernaannya berupa saluran berbentuk pipa lurus mulai dari mulut sampai ke anus. System saraf berupa cincin saraf yang dihubungkan dengan enam serabut saraf. Umumnya cacing gilik betina berukuran lebih besar dibandingkan cacing jantan, semua anggotanya bereproduksi secara seksual dan fertilisasi berlangsung secara internal. Contoh cacing gilik:
a.         Ascaris lumbriocoides
Cacing gilik ini disebut sebagai cacing perut dan cacing usus, panjang cacing betina mencapai 20-40 cm, kedua ujung tubuhnya meruncig. Tidak memiliki system pernapasan, pertukaran gas dilakukan melalui permukaan tubuh.
b.         Enterobius vermicularis
Cacing ini dikenal sebagai cacing kremi, yang hidup sebagai parasit di dalam usus manusia hingga sampai ke anus
c.         Ancylostoma duodenale
Dikenal sebagai cacing tambang, dan hidup parasit di dalam usus dua belas jari. Panjang tubuh dapat mencapai 1 sampai 1,5 cm
d.        Wuchereria bancrofti
Cacing ini dikenal sebagai cacing filarial, penyebab filariasis atau kaki gajah.Penularan penyakit ini terjadi melalui gigitan nyamuk Culex yang mengandung larva microfilaria.
e.         Trichinella spiralis
Hidup parasit di dalam usus manusia, babi, dan tikus. Cacing ini dapat menyebabkan penyakit trichinosis.

f.          Heterodera radicicola
Cacing ini hidup parasit pada akar berbagai jenis tumbuhan sehingga sering dikenal sebagai cacing akar.
g.         Cacing Loa
Merupakan cacing parasit pada jaringan di bawah kulit manusia. Cacing loa dapat menyerang mata sehingga dikenal dengan cacing mata.

5.        Annelida (Cacing Gelang)
Annelida adalah cacing gelang dengan tubuh yang terdiri atas segmen-segmen dengan berbagai sistem organ tubuh yang baik dengan sistem peredaran darah tertutup. Annelida sebagian besar memiliki dua kelamin sekaligus dalam satu tubuh atau hermafrodit.
Contoh :  cacing tanah (Lumbricus terrestris), cacing wawo, cacing palolo, lintah (Hirudo medicinalis) dan pacet (Haemodipsa).
Klasifikasi Filum Annelida
Filum annelid dapat dikelompokan atas tiga kelas, yaitu polychaeta, olygochaeta, dan hirudenia.
1.    Kelas polychaeta
Nama kelas  polychaeta berasal dari kata poly =  banyak, chaeta = rambut atau seta. Jadi, polychaeta adalah kelompok cacing yang memiliki banyak rambut. Habibat cacing ini umumnya di laut. Panjang tubuh sekitar 5 sampai 10 cm dengan garis tengah 2 sampai 10 mm. warna tubuh beraneka ragam. Misalnya, berwarna merah, merah muda, hijau, atau warna campuran. Segmen-segmen pada tubuh hampir sama. Pada setiap segmen terdapat seta dan sepasang parapodia ( kaki berdaging ) yang brefungsi sebagai alat gerak.
Anggota cacing ini memiliki sistem peredaran darah tertutup dan sistem saraf tangga tali. Sistem reproduksi cacing ini bersifat gonokoris. Polychaeta tidak memiliki klitelum. Pada ujung anteriornya terdapat kepala yang dilengkapi oleh alat sensoris.
Polychaeta bereproduksi secara seksual. Pembuahannya biasa terjadi diluar tubuh. Setelah pembuahan, telur akan menetas menghasilkan larva trokofor. Selanjutnya, larva tersebut akan tumbuh menjadi cacing dewasa.
Beberapa contoh polychaeta, anatara lain cacing papolo ( Eunice viridis ), cacing wawo ( lysidice oele ), nereis virens, dan arenicola. Cacing papolo banyak ditemukan hidup di laut kepulauan Fiji dan Samoa, sedangkan cacing wawo di laut Maluku. Kedua jenis cacing tersebut mudah ditangkap dan dapat dikonsumsi.
2.    Kelas Oligochaeta
Oligochaeta merupakan kelompok cacing bersegmen yang memiliki sedikit seta; oly = sedikit. Anggotanya yang paling dikenal adalah cacing tanah, yaitu Lumbricus terrestris dan pheretima sp. Pada umumnya, lumbricus terrestris berukuran besar dan banyak ditemukan di benua amerika dan eropa, sedangkan pheretima sp. Berukuran kecil dan banyak hidup di Indonesia.
Cacing tanah dapat hidup di darat atau di air tawar. Tubuhnya bersegmen dan memiliki sedikit seta. Semua cacing tanah tidak memiliki parapodia. Mereka bergerak dengan otot longitudinal dan otot sirkuler. Cacing tanah memiliki 15 samapai 200 segmen. Pada segmen ( somit ) ke 32 hingga 37 ( pada lumbricus ) dan somit ke 10 hingga 11 ( pada pheretima ) terdapat penebalan kulit yang biasa disebut klitelum atau sadel yang mengandung kelenjar.
3.    Kelas Hirudinea
Nama kelas hirudinea berasal dari kata hirudo yang berarti lintah. Hewan ini hidup di air tawar, laut, dan darat. Tubuh lintah pipih dorsal ventral. Permukaan tubuh tertutup oleh kutikula yang disekresikan oleh epidermis. Lintah tidak memiliki seta dan parapodia. Hewan ini memiliki dua alat hisap, yaitu satu di bagian ujung anterior dan satu di ujung posterior ( berukuran lebih besar ).

6.        Mollusca (Hewan bertubuh lunak)
Mollusca adalah hewan bertubuh lunak tanpa segmen dengan tubuh yang lunak dan biasanya memiliki pelindung tubuh yang berbentuk cangkang atau cangkok yang terbuat dari zat kapur untuk perlindungan diri dari serangan predator dan gangguan lainnya. Hidup di air laut, air tawar dan di darat.
Contoh : kerang, , gurita, cumi-cumi, sotong, siput darat, siput laut, chiton.
Klasifikasi Filum Mollusca
Struktur tubuh mollusca sangat bervariasi. Oleh karena itu, anggota filum ini dapat dibedakan berdasarkan struktur kaki, cangkang, mantel, insang, simetri tubuh, dan sistem sarafnya. Filum mollusca dapat dibedakan menjadi lima kelas, yaitu Amphineura, Gastropoda, Pelecypoda, Scaphopoda, dan Cephalopoda.
1.    Kelas Amphineura
Kelas Amphineura memiliki anggota lebih kurang 700 spesies. Tubuh bulat telur, pipih, dan simetris bilateral. Memiliki cangkang yang terdiri atas delapan kepingan kapur. Semua anggotanya hidup di laut, melekat pada batu-batuan dan banyak ditemukan di daerah pantai.
Pada bagian kepala terdapat mulut. Struktur mulut biasanya dilengkapi dengan radula, yaitu semacam lidah parut. Hewan ini tidak memiliki tentakel dan mata, tetapi memiliki kaki yang pipih.
2.    Kelas Gastropoda
Nama kelas Gastropoda berasal dari bahasa yunani, gastos = perut, dan podos = kaki. Jadi, Gastropoda adalah kelompok hewan yang menggunakan perutnya sebagai kaki.
Gastropoda  dapat ditemukan di darat, air tawar dan laut. Tubuhnya mengalami modifikasi dari bentuk simetris bilateral menjadi bentuk membelit ( rotasi ). Kebanyakan anggota gastropoda memiliki cangkang. Contoh yang banyak dikenal adalah siput air tawar ( helix pomata ). Siput air tawar memiliki cangkang berbentuk kerucut terpilin dengan arah ke kanan atau ke kiri. Alat gerak hewan ini adalah otot perut yang berkontraksi secara bergelombang dari depan ke belakang sambil menghasilkan telur.
3.    Kelas Pelecypoda ( Lamellibranchiata atau Bivalvia )
Dinamakan pelecypoda karena hewan ini memiliki kaki yang pipih. Lamellibranchiata, karena memiliki insang berupa lembaran yang berlapis-lapis dan Bivalvia karena memiliki dua belahan cangkang. Contoh yang banyak dikenal adalah kerang air tawar ( anadonta ).
4.    Kelas Scaphopoda
Anggota hewan ini ada sekitar 200 spesies. Hidup di laut pada pantai berlumpur. Memiliki cangkang berbentuk seperti terompet atau tanduk. Ujung cangkang memiliki lubang dan mantel.
5.    Kelas Cephalopoda
Nama kelas cephalopoda berasal dari kata cephalo = kepala, pados = kaki. Jadi, cephalopoda adalah kelompok hewan yang memiliki kaki di bagian kepala.
Cephalopoda hidup di laut. Anggota kelompok hewan ini dapat bergerak cepat ( berenang ) dengan cara menyemprotkan air melalui sifon. Cumi-cumi pada saat hendak mengejar mangsa dan menghindar dari kejaran musuh akan segera menyemprotkan air keluar dari rongga mantel sehingga tubuh terdorong ke depan. Sifon merupakan struktur otot terbentuk cerobong.

7.        Echinodermata (Hewan berkulit duri)
Echinonermata adalah binatang berkulit duri yang hidup di wilayah laut dengan jumlah lengan lima buah bersimetris tubuh simetris radial. Beberapa organ tubuh echinodermata sudah berkembang dengan baik. Tubuh ditutupi duri yang tersusun atas zat kapur, memiliki daya regenerasi yang tinggi, hidup di laut, berkembang biak secara kawin yang pembuahannya diluar tubuh.
Contoh : Bintang laut (Asteroidea), Landak laut (Echinoidea), Bintang ular (Ophiuroidea), lili laut (Crinoidea), teripang (Holothuroidea).
Klasifikasi
Berdasarkan persamaan dan perbedaan struktur tubuhnya, arthropoda dikelompokkan menjadi lima kelas, yaitu Crustaseae, Insecta, Arachnid, Diplopoda, dan Chilopoda.

Kriteria
Kelas
Crustaseae
Insecta
Arachnid
Diplopoda
Chilopoda
Tubuh
Kepala dan dada (sefalotoraks) dan perut (abdomen).
Kepala, dada, dan perut.
Sefalotoraks dan abdomen.
Kepala da badan yang bentuknya silindris.
Kepala dan badan memanjang agak gepeng
Kaki
Sepasang pada setiap ruas (lima pasang kaki pada toraks)
Tiga pasang pada dada (toraks)
Empat pasang pada sefalotoraks
Setiap ruas terdapat dua pasang kaki
Setiap ruas terdapat sepasang kaki
Sayap
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Antena
Dua pasang
Satu pasang
Tidak ada
Satu pasang
Satu pasang
Alat Respirasi
Insang atau permukaan tubuh
Trakea
Paru-paru buku
Trakea
Trakea
Habitat
Air
Darat
Darat
Darat
Darat
1.         Kelas Crustacea
Crustaceae dikenal sebagai hewan akuatik karena sebagian besar hidup di air. Crustaceae yang hidup di laut sebagian besar yang hidup di lait adalah zooplankton. Ukuran tubuh crustacea bevariasi.
2.         Kelas Insecta
Insekta disebut juga heksapoda atau lebih dikenal sebagai serangga yang merupakan kelas terbesar dalam filum antropoda dan memiliki anggota lebih kurang 675.000 spesies.
3.         Kelas Arachnid
Arachnid berasal dari kata arachne = laba-laba. Anggotanya meliputi kaljengking, laba-laba, dan tungau.
4.           Kelas Diplopoda
Sering disebut juga hewan berkaki seribu atau milipeda. Kelompok ini memiliki banyak segmen. Tubuh berbentuk bulat panjang (silindris) dan beberaapa segmen tubuh menyatu. Pada setiap segmen terdapat dua pasang kaki.
Diplopod hidup di tempat-tempat gelap dan lembab. Hawan ini hidup sebagai herbivora dengan makanan utamanya berupa tumbuhan yang telah membusuk.
Alat pernafasan diplopoda berupa trakea yang tidak bercabang-cabang. Hewan ini memiliki jantung berupa pembuluh dengan ostia di sebelah samping. Alat ekskresinya berupa pembuluh malpigi.
Gerakan diplopoda sangat lambat. Beberapa jenis diantaranya dapat menggulung diri membentuk struktur seperti spiral atau bola. Alat kelaminnya terpisah dan bereproduksi secara seksual. Pada hewan jantan, dua pasang kaki di segmen ketujuh mengalami modifikasii membentuk alat kopulaasi (alat kawin).
5.         Kelas Chilopoda
Anggota kelas ini sering disebut hewan berkaki seratus atau sentipeda. Tubuh berbentuk piph, memanjang, serta berdegmen-segmen. Pada setiap segmen terdapat sepasang kaki, kecuali pada segmen di belakang kepala. Pada bagian tersebut terdapat maksilaris, yaitu cakar kacun yang berfungsi untuk membunih mangsanya.
Chilopoda hidup di darat atau di baeah bebatuan. Hidup sebagai hewan buas (karnivora) yang dapat bergerak cepat dengan menggunakan kaki yang banyak.

8.        Arthropoda (Hewan Berbuku-buku)
Arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas dengan sistem saraf tali dan organ tubuh telah berkembang dengan baik. Tubuh artropoda terbagi atas segmen-segmen yang berbeda dengan sistem peredaran darah terbuka.
Arthropoda dibagi menjadi 4 kelas, yaitu :
a.        Insecta (Serangga)
Insecta adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang); karena itulah mereka disebut pula Hexapoda (dari bahasa Yunani yang berarti “berkaki enam”)
Contoh : kecoa, kupu-kupu, nyamuk, lalat.
b.        Crustaceae (Udang-udangan)
Mayoritas merupakan hewan air, baik air tawar maupun laut, walaupun beberapa kelompok telah beradaptasi dengan kehidupan darat, seperti kepiting darat. Kebanyakan anggotanya dapat bebas bergerak, walaupun beberapa takson bersifat parasit dan hidup dengan menumpang pada inangnya.
Tubuh Crustacea terdiri atas dua bagian, yaitu kepala dada yang menyatu (sefalotoraks) dan perut atau badan belakang (abdomen). Bagian sefalotoraks dilindungi oleh kulit keras yang disebut karapas dan 5 pasang kaki yang terdiri dari 1 pasang kaki capit (keliped) dan 4 pasang kaki jalan. Selain itu, di sefalotoraks juga terdapat sepasang antena, rahang atas, dan rahang bawah. Sementara pada bagian abdomen terdapat 5 pasang kaki renang dan di bagian ujungnya terdapat ekor. Pada udang betina, kaki di bagian abdomen juga berfungsi untuk menyimpan telurnya.
Contoh : kepiting, ketam, udang.
c.         Arachnoidea (Laba-laba)
Laba-laba, atau disebut juga labah-labah, adalah sejenis hewan berbuku-buku (arthropoda) dengan dua segmen tubuh, empat pasang kaki, tak bersayap dan tak memiliki mulut pengunyah. Laba-laba merupakan hewan pemangsa (karnivora), bahkan kadang-kadang kanibal. Mangsa utamanya adalah serangga.
Tidak semua laba-laba membuat jaring untuk menangkap mangsa, akan tetapi semuanya mampu menghasilkan benang sutera –yakni helaian serat protein yang tipis namun kuat– dari kelenjar (disebut spinneret) yang terletak di bagian belakang tubuhnya. Serat sutera ini amat berguna untuk membantu pergerakan laba-laba, berayun dari satu tempat ke tempat lain, menjerat mangsa, membuat kantung telur, melindungi lubang sarang, dan lain-lain.
Contoh : kalajengking, laba-laba, kutu buku.

d.        Myriapoda (Lipan)
Kelabang adalah hewan yang memiliki sepasang kaki di setiap ruas tubuhnya. Hewan ini termasuk hewan yang berbisa, dan termasuk hewan nokturnal (beraktivitas di malam hari).
Contoh : lipan (kelabang), luwing (kaki seribu).

9.        Filum Chordata
Hanya sedikit sekali dari anggota filum chordata yang memiliki notokorda yang tidak tergantikan dengan tulang punggung. Lanselet dan tunikata merupakan dua contoh hewan yang tergolong kordata invertebrata.
Lanselet (lanset) masuk ke dalam subfilum Cephalochordata. Kelompok hewan tersebut memiliki notorkoda di sepanjang ekor hingga kepala. Anggotanya ada sekitar 23 spesies. Tubuh lanselet umumnya berukuran kecil dengan panjang tubuh hanya beberapa sentimeter. Disebut lanselet karena bentuk hewan tersebut mirip pisau bedah bermata dua sisi dan berujung runcing.
Tunikata masuk dalam subfilum Urochordata yang terdiri atas 1.250 spesies. Hewan tersebut hidup di dasar laut dan memiiki tunik (selubung) yang membuat tubuh mereka seperti dinding tebal atau kantong yang pendek dan gemuk. Tunikata juga disebut hewan penyemprot laut karena dapat menyemprotkan air ketika mereka merasa terganggu.
Ciri-ciri Chordata :
·       Memiliki notokorda pada masa embrionik, yaitu sumbu penyongkong tubuh primer
·       Memiliki celah faring atau celah insang pada beberapa tahap selama masa perkembangannya
·       Memiliki tali saraf dorsal
·       Memiliki ekor, paling tidak pada masa embrionik

0 komentar:

Posting Komentar