KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita, sehingga kelompok kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Adapun judul makalah kami ini
adalah “Batuan Metamorf”.
Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kita semua tentang Batuan Beku. Makalah ini kami sadur
dari berbagai sumber yang kami dapat melalui internet.
Kami menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini . Kami berharap
semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi kami khususnya .
Meulaboh, Februari 2014
Penyusun
Fadhil Darmawi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI
ii
BAB
I PENDAHULUAN 1
1.
Latar
Belakang 1
2.
Rumusan
Masalah 1
3.
Tujuan
Penelitian 1
BABII
PEMBAHASAN 2
1.
Pengertian
Batuan Metamorf 2
2.
Proses Pembentukan Batuan Metamorf 3
3.
Metamorfisme 3
4.
Sifat
Batuan Metamorf 3
5.
Jenis
Metamorfisme 4
A. Metamorfisme kataklastik (cataclastic
metamorphism) 4
B. Metamorfisme kontak (contact
metamorphism) 5
C. Metamorfisme timbunan (burial
metamorphism) 5
6.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Karakteristik Batuan
Metamorf
5
A. Komposisi
mineral batuan asal 5
B. Temperatur
dan tekanan selama metamorfis 5
C. Pengaruh
cahaya tektonik 5
D. Pengaruh
fluida 6
7.
Jenis Batuan Metamorf 6
A.
Dari lanau mudstone
6
B.
Dari basalt 6
BAB
III KESIMPULAN 8
DAFTAR
PUSTAKA 9
A. Pengertian Batuan Metamorf
Batuan metamorf adalah batuan yang
terbentuk dari proses metamorfisme batuan-batuan sebelumnya karena perubahan
temperatur dan tekanan. Metamorfisme terjadi pada keadaan padat (padat ke
padat) meliputi proses kristalisasi, reorientasi dan pembentukan
mineral-mineral baru serta terjadi dalam lingkungan yang sama sekali berbeda
dengan lingkungan batuan asalnya terbentuk.
Banyak mineral yang mempunyai
batas-batas kestabilan tertentu yang jika dikenakan tekanan dan temperatur yang
melebihi batas tersebut maka akan terjadi penyesuaian dalam batuan dengan
membentuk mineral-mineral baru yang stabil. Disamping karena pengaruh tekanan
dan temperatur, metamorfisme juga dipengaruhi oleh fluida, dimana fluida (H2O)
dalam jumlah bervariasi di antara butiran mineral atau pori-pori batuan yang
pada umumnya mengandung ion terlarut akan mempercepat proses metamorfisme.Perhatikan
gambar.
Batuan metamorf disebut juga batuan
malihan. Proses metamorfisme atau malihan merupakan himpunan mineral, dan
tekstur batuan. Namun dibedakan dengan proses diagenesa dan proses pelapukan
yang juga merupakan proses perubahan. Proses metamorfosa berlangsung akibat
perubahan suhu dan tekanan yang tinggi, di atas 200 °C dan tekanan 300 Mpa,
dalam keadaan padat, sedangkan proses diagenesa berlangsung di bawah suhu 200
°C dan proses pelapukan pada suhu dan tekanan jauh dibawahnya, dalam lingkungan
atmosfer. Proses metamorfosa dapat didefenisikan sebagai perubahan himpunan
mineral dan tekstur batuan dalam keadaan padat (solid state) pada suhu di atas
200 °C dan tekanan 300 Mpa.
B.
Proses
Pembentukan Batuan Metamorf
Berbagai macam proses yang terjadi
pada pembentukan batuan metamorf mempengaruhi rupa atau bentuk batuan itu.
Salah satunya adalah tekstur. Tekstur pada batuan metamorf disebut dengan
mineral metamorf yang terjadi karena kristalnya tumbuh dalam suasana padat oleh
karena itu disebut dengan blastos atau blastik/idioblastik.
Pada dasarnya tekstur pada batuan
metamorf terbagi menjadi karena proses rekristalisasi yaitu perubahan butiran
halus menjadi kasar dan proses reorientasi terbagi ke dalam skistositas atau
foliansi terjadi oleh karena mineral yang pipih atau membentang tersusun dalam
bidang-bidang tertentu yakni bidang sekistsis. Biang ini dapat searah dengan
lapisan sedimen asalnya atau searah dengan sumbu lipatannya. Kristal yang
ukurannya besar disebut profiroblastik, contohnya yaitu dalam golongan metamorf
dinamik, tak jarang batuan mengalami hancuran yang fragmental sifatnya.
C.
Metamorfisme
Metamorfisme berarti proses
perubahan bentuk. Proses metamorf adalah proses yang menyebabkan perubahan
komposisi mineral, tekstur, dan struktur karena suhu dan tekanan serta larutan
kimia yang aktif. Hasil akhir metamorfisme adalah metamorf. Agar lebih jelasnya
pehatikan gambar berikut ini :
1.
Jenis
Metamorfisme
a.
Metamorfisme
kataklastik (cataclastic metamorphism)
Batuan berbutir kasar, granit, mengalami differensial stress
yang kuat. Butiran mineralnya hancur dan juga menjadi halus. Deformasi ini
terjadi pada batuan yang bersifat tegas (britle) yang dinamakan metamorfisme
kataklastik.
b.
Metamorfisme
kontak (contact metamorphism)
Batuan yang terkena intrusi mengalami pemanasan dan
termetamorfosa membentuk suatu lapisan di sekitar terobosan yang dinamakan
aureole metamorphic (batuan ubahan).
c.
Metamorfisme
timbunan (burial metamorphism)
Pengaruh deformasi mekanik kecil sehingga teksturnya mirip
dengan batuan asalnya. Metamorfisme timbunan merupakan tahap pertama setelah
diagenesa terjadi pada cekungan sediment yang dalam, seperti palung-palung pada
batas lempeng.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Karakteristik
Batuan Metamorf
1.
Komposisi
mineral batuan asal
Metamorfisme menghasilkan himpunan
mineral baru akibat meningkatnya suhu dan tekanan. Beberapa mineral tidak
dijumpai pada batuan beku atau sediment, hanya terjadi atas pengaruh pengaruh
metamorfisme, diantaranya mineral chlorit, serpentin, epidot, tacl dan 3
polymorph Al2SiO5, kyanit silimanit, dan andalusit.
2.
Temperatur
dan tekanan selama metamorfis
Batuan apabila dipanaskan akan
membentuk mineral-mineral yang baru, yang hasil akhirnya adalah batuan
metamorf. Tekanan dalam proses metamorfisme bersifat sebagai stress, mempunyai
besaran serta arah. Tekstur batuan metamorf memperlihatkan bahwa batuan ini
terbentuk di bawah differensial stress atau tidak sama besar dari segala arah.
3.
Pengaruh
cahaya tektonik
Pembentukan batuan metamorf sangat
kompleks. Akibat bergeraknya lempeng-lempemg tektonik dan tumbukan
fragmen-fragmen kerak, batuan menjadi terkoyak, tertarik (extend), terlipat,
terpanaskan dan berubah. Oleh karena perubahannya dalm keadaan padat, umumnya
jejak-jejak bentuk awalnya masih dapat dikenali meskipun telah mengalami
perubahan lebih dari sekali. Saat lempeng tektonik bertumbukan terbentuklah
batuan metamorf tertentu sepanjang batas lempeng.
4.
Pengaruh
fluida
Pori-pori pada batuan sediment atau
batuan beku terisi oleh cairan yang merupakan larutan dari gas-gas, garam, dan
mineral yang terdapat pada batuan yang bersangkutan. Pada suhu tinggi, cairan
ini lebih bersifat uap yang mempunyai peran penting dalam metamorfisme. Fungsi
cairan ini adalah sebagai media transport dari larutan ke mineral atau
sebaliknya sehingga mempercepat metamorfisme. Jika tidak ada larutan atau hanya
ada sedikit sekali, maka metamorfisme berlangsung lambat karena perpindahannya
melalui difusi antar mineral yang padat.
E. Jenis Batuan Metamorf
1.
Dari
lanau mudstone
a.
Serpih
(slate)
Baik
lanau maupun mudstone umumnya terdiri dari mineral kuarsa, berbagai mineral
lempung, kalsit, atau mungkin juga feldspar. Metamorfisme derajat rendah
menjadikannya serpih atau slate.
b.
Filit
(phyllite)
Peningkatan
metamorfisme pada serpih ke derajat menengah, menghasilkan mineral mika
berbutir lebih besar dan perubahan himpunan mineral serta membentuk foliasi.
Batuannya disebut filit.
c.
Sekis
(schist) dan gneiss
Apabila
metamorfisme berlangsung terus maka terbentuklah batuan berbutir kasar yang
dinamakan sekis. Batuan metamorf ini berderajat tinggi, butir kasar dan
berfoliasi tetapi disertai lapisan-lapisan segregasi mineral-mineral, seperti
kuarsa dan feldspar dan dinamakan gness.
2.
Dari
basalt
a.
Sekis
hijau (green schist)
Bila basalt mengalami metamorfisme dimana H2O
dapat masuk ke dalam batuan, maka terbentuklah himpunan mineral-mineral yang hidrcus.
Kenampakannya seperti serpih (slate), akan tetapi berfoliasi seperti filit dan
mempunyai warna yang khas, yaitu hijau. Karena mengandung klorit, maka
dinamakan sekis hijau.
b.
Amfibolit
dan granit (amphibolites and granite)
Pada amfibolit juga terdapat foliasi, tetapi diabaikan
karena pada umumnya tidak ada mineral-mineral mika dan klorit. Pada derajat
yang lebih tinggi, amfibol digantikan piroksen dan batuannya yang berfoliasi
dinamakan granulit.
F. Metasomatisme
Proses dimana komposisi
kimia batuan terubah oleh penambahan atau pelepasan (remofial) ion-ion
dinamakan metasomatisme.
G. Larutan Hidrotermal dan Jebakan
Mineral
Cairan yang
menyebabkan metasomatisme kaya akan H2O dan bersuhu 2500 °C
atau lebih, dinamakan larutan hidroterma. Jebakan mineral berharga hasil
larutan hidrotermal lebih banyak dijumpai dari tipe lainnya. Larutan
hidrotermal terjadi dalam beberapa cara salah satunya magma yang terjadi oleh
peleburan parsial basah yang mendingin dan mengkristal, air yang menyebabkan peleburan
parsial basa di lepaskan.
H. Tektonik Lempeng, Metamorfisme,
Metasomatisme
Metamorfisme regional terjadi
pada batas subduksi lempeng terjadi pada bagian bawah tumpukan tebal sedimen
yang terakumulasi pada paparan benua (continental shelf) dan lereng
benua (continental shope).
Adanya sumber daya mineral di
bumi adalh berkat kombinasi proses-proses magnetic, metamorfisme, metasomatik,
yang semuanya akibat tektonik lempeng.
0 komentar:
Posting Komentar