Selasa, 24 Juni 2014

Makalah Aves (Burung)



KATA PENGANTAR



Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “Spesies Burung (Aves)”.
Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua tentang Burung .
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya karya ilmiah ini . Kami berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi kami khususnya .


Meulaboh,  01 Juli 2014


Penyusun














DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR                                                                                                  i
DAFTAR ISI                                                                                                                ii
BAB I      PENDAHULUAN                                                                                       1
1.         Latar Belakang                                                                                       1
2.         Rumusan Masalah                                                                                  1
3.         Tujuan Penulisan                                                                                    1
BABII     PEMBAHASAN                                                                                          2
1.         Daftar Spesies Untuk Aves                                                                    2
2.         Arahan Kebijakan Khusus Untuk Aves                                                 5
BAB III   PENUTUP                                                                                                   6
1.         Kesimpulan                                                                                             6
2.         Saran                                                                                                       6

DAFTAR PUSTAKA                                                                                                  7


BAB I
PENDAHULUAN


1.        Latar Belakang
Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Fosil tertua burung ditemukan di Jerman dan dikenal sebagai Archaeopteryx.Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari burung kolibri yang kecil mungil hingga burung unta, yang lebih tinggi dari orang. Diperkirakan terdapat sekitar 8.800 – 10.200 spesies burung di seluruh dunia; sekitar 1.500 jenis di antaranya ditemukan di Indonesia.
Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh.

2.        Rumusan Masalah
Berdasarkan  uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah
a.         Apa itu Aves ?
b.         Apa saja kebijakan dalam Aves?

3.        Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
a.         Mengetahui beberapa jenis sepsies dari Spesies Aves
b.         Menyelesaikan tugas dari guru mata pelajaran



BAB II
PEMBAHASAN


1.    Daftar Spesies Untuk Aves
Pengetahuan biologis dan ekologis untuk taksa burung dapat dikatakan lebih lengkap dibandingkan dengan taksa lain. Spesies burung di Indonesia telah didata dengan cukup rinci, disertai pula dengan daftar keterancamannya. Dari 1.598 spesies burung yang terdapat di Indonesia, 104 spesies telah dikategorikan sebagai terancam punah secara global, sementara 152 spesies lainnya tergolong dalam kategori mendekati terancam punah. Tingkat endemisitas untuk spesies burung Indonesia juga cukup tinggi, yakni mencapai 381 spesies.
Terhadap semua spesies burung Indonesia telah diaplikasikan keriteria IUCN, sehingga setiap spesies burung sudah diketahui status keterancamannya. Dari analisa peluang kepunahan pada masa depan, diperkirakan bahwa lebih dari 22 spesies burung di Indonesia memiliki potensi untuk punah pada satu abad mendatang. Untuk spesies burung Indonesia yang telah punah, tercatat hanya satu spesies, yakni Trulek jawa Vanellus macropterus, yang diperkirakan punah pada tahun 1940-an.
Berikut ini adalah daftar spesies-spesies prioritas nasional untuk taksa Aves (Burung) menurut Permenhut Nomor P 57 Tahun 2008 :

No.
Spesies/Kelompok Spesies
Keterangan

1
Maleo sekanwor
Macrocephalon maleo
Endemik Sulawesi dengan populasi alami yang kecil. Bersarang di pantai pasir atau lahan hutan yang memiliki sumber panas. Induk tidak mengerami telurnya. Habitat alami mengalami penyusutan drastis baik dari kualitas maupun kuantitas. Spesies ini juga terancam populasinya akibat banyaknya pengambilan telur untuk diperdagangkan. Oleh IUCN dimasukkan kedalam kategori terancam punah (EN). Terdaftar dalam Appendix I CITES.
2
Gosong maluku
Eulipoa wallacei
Endemik wilayah Maluku, bersarang di pantai-pantai pasir, induk tidak mengerami telurnya. Habitat alami banyak menyusut. Populasi dalam jumlah agak banyak dapat ditemukan di Halmahera bagian utara, namun terancam oleh banyaknya pengambilan telur untuk dikonsumsi.
3
Curik Bali
Leucopsar rotschildi
Endemik Bali (khususnya daerah bagian barat-utara) dan memiliki sebaran terbatas dengan jumlah populasi alami yang sangat kecil. Habitat mengalami penyusutan drastis baik kualitas maupun kuantitas. Ancaman utama terhadap populasi berasal dari perburuan. Program penangkaran di luar habitat aslinya telah berhasil dengan baik, namun program pelepasliaran masih belum dapat membentuk populasi baru. Oleh IUCN dimasukkan kedalam kategori Genting (CR). Terdaftar dalam Apendiks I CITES.
4
Seriwang sangihe
Eutrichomyias rowleyi
Endemik Pulau Sangihe, Sulawesi, yang memiliki sebaran sangat terbatas (hanya sekitar 2km2) dan populasinya sangat kecil. Spesies monotipik dan merupakan spesies flagship untuk Pulau Sangihe. Ancaman terhadap populasi karena hilangnya habitat. Dalam IUCN Red List dikategorikan Genting (CR).
5
Kuau kerdil
Polypectron spp.
Indonesia memiliki dua jenis Kuau kerdil, yakni spesies yang menghuni Sumatera (Polypectron chalcurum) dan spesies penghuni Kalimantan (P. schleiermacheri). Kedua spesies ini sudah sulit dijumpai di habitatnya. Keduanya merupakan spesies pemalu yang menghuni hutan primer.
6
Sempidan
Lophura spp.
Burung serupa ayam ini memiliki bulu bervariasi yang indah. Indonesia memiliki 4 jenis Sempidan, yakni Lophura erythropthalma, L. ignita (keduanya terdapat di Sumatera dan Kalimantan), L bulweri (endemik Kalimantan) dan L. inornata (endemik Sumatera). Burung pemalu ini memiliki habitat hutan primer di dataran rendah yang rapat. Populasi jenis-jenis burung Sempidan semakin berkurang akibat perburuan dan kerusakan habitat.
7
Kakatua
Cacatua spp.;Probosciger aterrimus
Memiliki sebaran di wilayah timur Indonesia, mulai dari Sulawesi, Nusa Tenggara sampai ke Papua dan Australia. Beberapa jenis endemik di Indonesia, telah dilindungi menurut PP No 7 1999. Semua jenis termasuk dalam Apendiks CITES, umumnya pada Apendiks II kecuali beberapa jenis seperti Kakatua raja P. aterrimus dan Cacatua sulphurea yang termasuk dalam Appendix I. C. sulphurea sebarannya di wilayah Wallacea (Sulawesi dan Nusa Tenggara; dengan tiga anak jenis (sulphurea, parvula dan citinocristata).
8
Elang
Spizaetus bartelsi, S. floris, S. lanceolatus, Ictinaetus malayanus
Spizaetus bartelsi, S. floris dan S. lanceolatus merupakan elang endemik lokal di Indonesia. S. bartelsi dan S. floris memiliki status IUCN terancam punah (EN), sedangkan S. lanceolatus masih termasuk resiko rendah (LC) meskipun telah terjadi penurunan populasi di alam. Ictinaetus malayensis memiliki sebaran cukup luas dan meskipun masih termasuk kategori LC tetapi populasinya juga mengalami penurunan di alam. Ancaman kelestarian terutama dari kerusakan habitat.
9
Cenderawasih
Paradisea rubra, Paradigalla carunculata, Dyphilodes respublica
Endemik di daerah Kepala Burung (Pegunungan Arfak) dan bagian barat Pegunungan Jayawijaya. Ancaman utama adalah kehilangan habitat. Oleh IUCN dimasukkan kedalam kategori mendekati kepunahan (NT). Terdaftar dalam Apendiks II CITES.
10
Rangkong
Famili Bucerotidae
Jenis-jenis Rangkong (termasuk juga Julang, Enggang dan Kangkareng) pada umumnya merupakan burung penghuni hutan primer dengan banyak pohon besar dan tua, agar kelompok ini mudah bersarang dalam lubang-lubang pohon. Ancaman terbesar untuk kelompok ini adalah berkurangnya habitat bersarang dan pohon buah. Dari 13 spesies Rangkong Indonesia, tiga diantaranya yaitu Rhyticeros everetti (endemik Sumba), Penelopides exarhatus (endemik Sulawesi) dan Rhinoplax vigil (terdapat di Sumatera dan Kalimantan) mengalami penurunan populasi yang sangat mengkhawatirkan.
11
Nuri dan Perkici
Famili Psittacidae
Famili Psittacidae merupakan famili burung paruh bengkok yang banyak sekali memiliki anggota. Banyak jenis dari famili ini merupakan burung peliharaan yang sangat digemari, baik di dalam maupun di luar negeri. Dari kelompok ini jenis-jenis yang sangat perlu untuk diperhatikan adalah Eos histrio, E. reticulata, E. rubra dan Psittrichas fulgidus, mengingat jumlahnya di alam yang semakin sedikit.
12
Kuau raja
Argusianus argus
Burung berukuran sangat besar ini merupakan penghuni hutan primer dan sekunder di Sumatera dan Kalimantan. Selain karena kerusakan dan berkurangnya habitat alaminya, jenis ini banyak diburu untuk diambil daging dan bulunya.
Prioritas Tinggi
13
Mentok rimba (Itik serati)
Cairina scutulata
Jenis itik ini bukan merupakan endemik Indonesia, karena terdapat pula di Malaysia. Sebarannya di Indonesia hanya ada di Sumatera dan populasinya menurun. Dahulu spesies ini tercatat ditemukan di Jawa. Habitatnya adalah rawa air tawar di dalam hutan yang tidak terganggu. Dikategorikan oleh IUCN sebagai Endangered. Ancaman terhadap populasi berasal dari kehilangan habitat dan perburuan.

2.    Arahan Kebijakan Khusus Untuk Aves
Untuk menentukan arah kebijakan khusus kelompok burung dilakukan pengujian terhadap tiga komponen, yaitu riset, perlindungan, serta pemanfaatan lestari dengan cara menganalisa setiap komponen pada beberapa spesies prioritas.  Mengingat jumlahnya yang cukup banyak, arahan kebijakan hanya dirumuskan untuk 12 spesies yang dikategorikan “prioritas sangat tinggi”.
Kebijakan untuk riset kelompok burung diarahkan pada penyediaan data yang masih kurang, terutama data mengenai populasi, sebaran dan ekologi, serta sosial-ekonomi dan budaya. Dari segi perlindungan, kebijakan konservasi burung difokuskan pada penyediaan petunjuk teknis perlindungan di tingkat daerah (PERDA) serta penegakan hukum. Hal ini mengingat bahwa spesies-spesies burung prioritas umumnya telah mendapat status perlindungan secara hukum (PP No. 7 tahun 1999), tetapi pada prakteknya di lapangan belum ada instrumen hukum (petunjuk teknis) yang memadai. Kebijakan pemanfaatan secara lestari diarahkan untuk spesies-spesies yang selama ini telah dimanfaatkan secara tradisional, misalnya Maleo dan Paradigalla ekor panjang, terutama dalam hal sistem insentif kepada masyarakat.










BAB III
PENUTUP
           

1.             Kesimpulan
            Adapun kesimpulan dari makalah saya ini yang  yaitu  Aves adalah binatang yang hamper punah dan harus dilindungi Aves adalah hewan vetebrata yang berbulu.

2.             Saran
            Adapun saran saya yaitu marilah kita menjaga kelestarian alam dan menjaga kualitas dan isinya begitu juga dengan burung.




















 


DAFTAR PUSTAKA


Anonymous. 2012. Daftar Spesies Prioritas Nasional Katagori Aves (Burung) Di Indonesia. (Online) Diaksespada tangga 01 Juni 2014 Pada puku 13.22 WIB.

Wahyu Mirza. Makalah Aves. (Online) Diaksespada tangga 01 Juni 2014 Pada puku 13.22 WIB.
http://wahyumirza.blogspot.com/2011/03/makalah-aves.html



1 komentar: