KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita, sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “Spesies Burung (Aves)”.
Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kita semua tentang Burung .
Kami menyadari bahwa
dalam penyusunan Makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya karya ilmiah ini . Kami berharap
semoga Makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi kami khususnya .
Meulaboh, 01 Juli 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI
ii
BAB
I PENDAHULUAN 1
1.
Latar
Belakang 1
2.
Rumusan
Masalah 1
3.
Tujuan
Penulisan 1
BABII
PEMBAHASAN 2
1.
Daftar
Spesies Untuk Aves 2
2.
Arahan
Kebijakan Khusus Untuk Aves 5
BAB
III PENUTUP
6
1.
Kesimpulan 6
2.
Saran 6
DAFTAR
PUSTAKA 7
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang
belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Fosil tertua burung
ditemukan di Jerman dan dikenal sebagai Archaeopteryx.Jenis-jenis burung begitu
bervariasi, mulai dari burung kolibri yang kecil mungil hingga burung unta,
yang lebih tinggi dari orang. Diperkirakan terdapat sekitar 8.800 – 10.200
spesies burung di seluruh dunia; sekitar 1.500 jenis di antaranya ditemukan di
Indonesia.
Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa
sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa
jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin
lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian
rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di
tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya
rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh.
2.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan
masalah dalam makalah ini adalah
a.
Apa
itu Aves ?
b.
Apa
saja kebijakan dalam Aves?
3.
Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah:
a.
Mengetahui
beberapa jenis sepsies dari Spesies Aves
b.
Menyelesaikan
tugas dari guru mata pelajaran
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
1.
Daftar Spesies Untuk Aves
Pengetahuan
biologis dan ekologis untuk taksa burung dapat dikatakan lebih lengkap
dibandingkan dengan taksa lain. Spesies burung di Indonesia telah didata dengan
cukup rinci, disertai pula dengan daftar keterancamannya. Dari 1.598 spesies
burung yang terdapat di Indonesia, 104 spesies telah dikategorikan sebagai
terancam punah secara global, sementara 152 spesies lainnya tergolong dalam
kategori mendekati terancam punah. Tingkat endemisitas untuk spesies burung
Indonesia juga cukup tinggi, yakni mencapai 381 spesies.
Terhadap
semua spesies burung Indonesia telah diaplikasikan keriteria IUCN, sehingga
setiap spesies burung sudah diketahui status keterancamannya. Dari analisa
peluang kepunahan pada masa depan, diperkirakan bahwa lebih dari 22 spesies
burung di Indonesia memiliki potensi untuk punah pada satu abad mendatang.
Untuk spesies burung Indonesia yang telah punah, tercatat hanya satu spesies,
yakni Trulek jawa Vanellus macropterus, yang diperkirakan punah pada tahun 1940-an.
Berikut
ini adalah daftar spesies-spesies prioritas nasional untuk taksa Aves (Burung)
menurut Permenhut Nomor P 57 Tahun 2008 :
No.
|
Spesies/Kelompok
Spesies
|
Keterangan
|
1
|
Maleo sekanwor
Macrocephalon maleo
|
Endemik Sulawesi dengan populasi
alami yang kecil. Bersarang di pantai pasir atau lahan hutan yang memiliki
sumber panas. Induk tidak mengerami telurnya. Habitat alami mengalami
penyusutan drastis baik dari kualitas maupun kuantitas. Spesies ini juga
terancam populasinya akibat banyaknya pengambilan telur untuk diperdagangkan.
Oleh IUCN dimasukkan kedalam kategori terancam punah (EN). Terdaftar dalam
Appendix I CITES.
|
2
|
Gosong maluku
Eulipoa wallacei
|
Endemik wilayah Maluku, bersarang
di pantai-pantai pasir, induk tidak mengerami telurnya. Habitat alami banyak
menyusut. Populasi dalam jumlah agak banyak dapat ditemukan di Halmahera
bagian utara, namun terancam oleh banyaknya pengambilan telur untuk
dikonsumsi.
|
3
|
Curik Bali
Leucopsar rotschildi
|
Endemik Bali (khususnya daerah
bagian barat-utara) dan memiliki sebaran terbatas dengan jumlah populasi
alami yang sangat kecil. Habitat mengalami penyusutan drastis baik kualitas
maupun kuantitas. Ancaman utama terhadap populasi berasal dari perburuan.
Program penangkaran di luar habitat aslinya telah berhasil dengan baik, namun
program pelepasliaran masih belum dapat membentuk populasi baru. Oleh IUCN
dimasukkan kedalam kategori Genting (CR). Terdaftar dalam Apendiks I CITES.
|
4
|
Seriwang sangihe
Eutrichomyias rowleyi
|
Endemik Pulau Sangihe, Sulawesi,
yang memiliki sebaran sangat terbatas (hanya sekitar 2km2) dan populasinya
sangat kecil. Spesies monotipik dan merupakan spesies flagship untuk
Pulau Sangihe. Ancaman terhadap populasi karena hilangnya habitat. Dalam IUCN
Red List dikategorikan Genting (CR).
|
5
|
Kuau kerdil
Polypectron spp.
|
Indonesia memiliki dua jenis Kuau
kerdil, yakni spesies yang menghuni Sumatera (Polypectron chalcurum)
dan spesies penghuni Kalimantan (P. schleiermacheri). Kedua spesies
ini sudah sulit dijumpai di habitatnya. Keduanya merupakan spesies pemalu
yang menghuni hutan primer.
|
6
|
Sempidan
Lophura spp.
|
Burung serupa ayam ini memiliki
bulu bervariasi yang indah. Indonesia memiliki 4 jenis Sempidan, yakni Lophura
erythropthalma, L. ignita (keduanya terdapat di Sumatera dan Kalimantan),
L bulweri (endemik Kalimantan) dan L. inornata (endemik Sumatera).
Burung pemalu ini memiliki habitat hutan primer di dataran rendah yang rapat.
Populasi jenis-jenis burung Sempidan semakin berkurang akibat perburuan dan
kerusakan habitat.
|
7
|
Kakatua
Cacatua spp.;Probosciger aterrimus
|
Memiliki sebaran di wilayah timur
Indonesia, mulai dari Sulawesi, Nusa Tenggara sampai ke Papua dan Australia.
Beberapa jenis endemik di Indonesia, telah dilindungi menurut PP No 7 1999.
Semua jenis termasuk dalam Apendiks CITES, umumnya pada Apendiks II kecuali
beberapa jenis seperti Kakatua raja P. aterrimus dan Cacatua
sulphurea yang termasuk dalam Appendix I. C. sulphurea sebarannya
di wilayah Wallacea (Sulawesi dan Nusa Tenggara; dengan tiga anak jenis (sulphurea,
parvula dan citinocristata).
|
8
|
Elang
Spizaetus bartelsi, S. floris, S.
lanceolatus, Ictinaetus malayanus
|
Spizaetus bartelsi, S. floris dan S.
lanceolatus merupakan elang endemik lokal di Indonesia. S. bartelsi dan
S. floris memiliki status IUCN terancam punah (EN), sedangkan S.
lanceolatus masih termasuk resiko rendah (LC) meskipun telah terjadi
penurunan populasi di alam. Ictinaetus malayensis memiliki sebaran
cukup luas dan meskipun masih termasuk kategori LC tetapi populasinya juga
mengalami penurunan di alam. Ancaman kelestarian terutama dari kerusakan
habitat.
|
9
|
Cenderawasih
Paradisea rubra, Paradigalla
carunculata, Dyphilodes respublica
|
Endemik di daerah Kepala Burung
(Pegunungan Arfak) dan bagian barat Pegunungan Jayawijaya. Ancaman utama
adalah kehilangan habitat. Oleh IUCN dimasukkan kedalam kategori mendekati
kepunahan (NT). Terdaftar dalam Apendiks II CITES.
|
10
|
Rangkong
Famili Bucerotidae
|
Jenis-jenis Rangkong (termasuk
juga Julang, Enggang dan Kangkareng) pada umumnya merupakan burung penghuni
hutan primer dengan banyak pohon besar dan tua, agar kelompok ini mudah
bersarang dalam lubang-lubang pohon. Ancaman terbesar untuk kelompok ini
adalah berkurangnya habitat bersarang dan pohon buah. Dari 13 spesies
Rangkong Indonesia, tiga diantaranya yaitu Rhyticeros everetti (endemik
Sumba), Penelopides exarhatus (endemik Sulawesi) dan Rhinoplax
vigil (terdapat di Sumatera dan Kalimantan) mengalami penurunan populasi
yang sangat mengkhawatirkan.
|
11
|
Nuri dan Perkici
Famili Psittacidae
|
Famili Psittacidae merupakan
famili burung paruh bengkok yang banyak sekali memiliki anggota. Banyak jenis
dari famili ini merupakan burung peliharaan yang sangat digemari, baik di
dalam maupun di luar negeri. Dari kelompok ini jenis-jenis yang sangat perlu
untuk diperhatikan adalah Eos histrio, E. reticulata, E. rubra dan Psittrichas
fulgidus, mengingat jumlahnya di alam yang semakin sedikit.
|
12
|
Kuau raja
Argusianus argus
|
Burung berukuran sangat besar ini
merupakan penghuni hutan primer dan sekunder di Sumatera dan Kalimantan. Selain
karena kerusakan dan berkurangnya habitat alaminya, jenis ini banyak diburu
untuk diambil daging dan bulunya.
|
Prioritas Tinggi
|
||
13
|
Mentok rimba (Itik serati)
Cairina scutulata
|
Jenis itik ini bukan merupakan
endemik Indonesia, karena terdapat pula di Malaysia. Sebarannya di Indonesia
hanya ada di Sumatera dan populasinya menurun. Dahulu spesies ini tercatat
ditemukan di Jawa. Habitatnya adalah rawa air tawar di dalam hutan yang tidak
terganggu. Dikategorikan oleh IUCN sebagai Endangered. Ancaman terhadap
populasi berasal dari kehilangan habitat dan perburuan.
|
2.
Arahan Kebijakan Khusus Untuk Aves
Untuk
menentukan arah kebijakan khusus kelompok burung dilakukan pengujian terhadap tiga
komponen, yaitu riset, perlindungan, serta pemanfaatan lestari dengan cara
menganalisa setiap komponen pada beberapa spesies prioritas. Mengingat
jumlahnya yang cukup banyak, arahan kebijakan hanya dirumuskan untuk 12 spesies
yang dikategorikan “prioritas sangat tinggi”.
Kebijakan
untuk riset kelompok burung diarahkan pada penyediaan data yang masih kurang,
terutama data mengenai populasi, sebaran dan ekologi, serta sosial-ekonomi dan
budaya. Dari segi perlindungan, kebijakan konservasi burung difokuskan pada
penyediaan petunjuk teknis perlindungan di tingkat daerah (PERDA) serta
penegakan hukum. Hal ini mengingat bahwa spesies-spesies burung prioritas
umumnya telah mendapat status perlindungan secara hukum (PP No. 7 tahun 1999),
tetapi pada prakteknya di lapangan belum ada instrumen hukum (petunjuk teknis)
yang memadai. Kebijakan pemanfaatan secara lestari diarahkan untuk
spesies-spesies yang selama ini telah dimanfaatkan secara tradisional, misalnya
Maleo dan Paradigalla ekor panjang, terutama dalam hal sistem insentif kepada
masyarakat.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah saya
ini yang yaitu Aves adalah binatang yang hamper punah dan
harus dilindungi Aves adalah hewan vetebrata yang berbulu.
2.
Saran
Adapun saran saya yaitu marilah kita
menjaga kelestarian alam dan menjaga kualitas dan isinya begitu juga dengan burung.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.
2012. Daftar Spesies Prioritas Nasional Katagori Aves (Burung) Di Indonesia.
(Online) Diaksespada tangga 01 Juni 2014 Pada puku 13.22 WIB.
Wahyu
Mirza. Makalah Aves. (Online)
Diaksespada tangga 01 Juni 2014 Pada puku 13.22 WIB.
http://wahyumirza.blogspot.com/2011/03/makalah-aves.html
i need help please this for my school project thankyou so much
BalasHapushttp://burungparkitss.moonfruit.com/
.