Selasa, 24 Juni 2014

Makalah Amal Makruf Nahi Munkar



AMAR MA’RUF NAHI MUNGKAR


1.        PENGERTIAN AMAR MA’RUF NAHI MUNGKAR
Amar Ma’ruf dan Nahi Mungkar berasal dari kata bahasa Arab الأمر / أمر merupakan mashdar atau kata dasar dari fi’il atau kata kerja أمر yang artinya memerintah atau menyuruh. Jadi الأمر / أمر artinya perintah. معروف artinya yang baik atau kebaikan / kebajikan. Sedangkan المنكر = الأمر القبيح yaitu perkara yang keji.
Yang dimaksud amar ma’ruf adalah ketika engkau memerintahkan orang lain untuk bertahuid kepada Allah, menaati-Nya, bertaqarrub kepada-Nya, berbuat baik kepada sesama manusia, sesuai dengan jalan fitrah dan kemaslahatan. Atau makruf adalah setiap pekerjaan (urusan yang diketahui dan dimaklumi berasal dari agama Allah dan syara’-Nya. Termasuk segala yang wajib yang mandub. Makruf juga diartikan kesadaran, keakraban, persahabatan, lemah lembut terhadap keluarga dan lain-lainnya.
Sedang munkar adalah setiap pekerjaan yang tidak bersumber dari agama Allah dan syara’-Nya. Setiap pekerjaan yang dipandang buruk oleh syara’, termasuk segala yang haram, segala yang makruh, dan segala yang dibenci oleh Allah SWT. Allah berfirman:
وتعاونواعلى البروالتقوى ولاتعاونواعلى الاثم والعدوان
Tolong menolonglah kamu dalam berbuat kebajikan dan bertaqwalah, serta jangan tolong menolong dalam hal dosa dan kejahatan”.  (QS. 5 Al Maidah: 2)
Termasuk tolong menolong ialah menyerukan kebajikan dan memudahkan jalan untuk kesana , menutup jalan kejahatan dan permusuhan dengan tetap mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.
Agama Islam adalah agama yang sangat memperhatikan penegakan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar. Amar Ma’ruf merupakan pilar dasar dari pilar-pilar akhlak yang mulia lagi agung. Kewajiban menegakkan kedua hal itu adalah merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa ditawar bagi siapa saja yang mempunyai kekuatan dan kemampuan melakukannya. Bahkan Allah swt beserta RasulNya mengancam dengan sangat keras bagi siapa yang tidak melaksanakannya sementara ia mempunyai kemampuan dan kewenangan dalam hal tersebut.
2.        ANCAMAN BAGI YANG MENINGGALKAN AMAR MA’RUF NAHI MUNGKAR
Adzab Allah Azza wa Jalla itu sangat pedih. Jika adzab itu diturunkan pada suatu tempat, maka ia akan menimpa semua orang yang ada di tempat tersebut, baik orang shaleh maupun thâlih (keji). Allah Azza wa Jalla memperingatkan kaum Mukminin agar mereka senantiasa membentengi diri mereka dari siksa tersebut dengan melaksanakan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya serta menyeru manusia kepada kebaikan dan melarang mereka dari kemungkaran. Sebab, jika mereka meninggalkannya, maka kemungkaran akan menyebar dan kerusakan akan meluas. Bila kondisi sudah demikian, maka adzab pun akan diturunkan kepada seluruh komponen masyarakat, baik yang shaleh maupun yang thâlih, yang berbuat kebajikan maupun yang berbuat kejelekan, baik yang adil maupun yang zhalim. Dan jika Allah Azza wa Jalla menurunkan siksa, maka siksa-Nya sangat pedih, tidak seorang pun yang kuat menahan siksa tersebut. Untuk itu, hendaknya kaum Mukminin menjauhinya dengan cara melaksanakan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya.
Berikut ini beberapa ancaman dari Allah SWT bagi manusia yang meninggalkan amar ma’ruf nahi mungkar, yang dijelaskan dalam Al-Quran dan Hadist :
A.       Tidak Dikabulkan Doa (Permintaan) Seorang Hamba.
Hal ini berdasarkan sabda Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنْ الْمُنْكَرِ أَوْ لَيُوْشِكَنَّ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْ عِنْدِهِ ثُمَّ لَتَدْعُنَّهُ فَلاَ يَسْتَجِيْبُ لَكُمْ
“Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, hendaknya kalian betul-betul melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar atau (jika kalian tidak melaksanakan hal itu) maka sungguh Allah akan mengirim kepada kalian siksa dari-Nya kemudian kalian berdoa kepada-Nya (agar supaya dihindarkan dari siksa tersebut) akan tetapi Allah Azza wa Jalla tidak mengabulkan do’a kalian. [HR Ahmad dan at-Tirmidzi dan dihasankan oleh al-Albâni dalam Shahîhul Jâmi’]”.

Hadits di atas menunjukkan bahwa orang yang meninggalkan amar ma’ruf nahi mungkar permintaannya tidak dikabulkan oleh Allah Azza wa Jalla.


B.       Mendapatkan laknat dari Allah Azza wa Jalla.
5:78Hal tersebut telah terjadi pada umat sebelum umat ini yaitu Bani Isra’il, sebagaimana telah disebutkan dalam firman Allah Azza wa Jalla :




5:79
 



“Orang-orang kafir dari Bani Israil telah dilaknat dengan lisan Dâwud dan Isa putera Maryam. Hal itu disebabkan mereka durhaka dan selalu melampauhi batas. Mereka satu sama lain senantiasa tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat, sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu. [Q.S. Al-Mâidah:78-79]”

Dalam ayat pertama Allah Azza wa Jalla menyebutkan jauhnya orang-orang kafir bani Israil dari rahmat Allah Azza wa Jalla . Hal itu sebagai bentuk hukuman bagi mereka dikarenakan kedurhakaan dan pelanggaran mereka atas batasan-batasan Allah Azza wa Jalla dan hak-hak orang lain. Karena sesungguhnya setiap amal perbuatan pastilah akan ada ganjarannya.
Kemudian dalam ayat selanjutnya Allah Azza wa Jalla mengabarkan kepada hamba-hamba Nya yang beriman perihal kemaksiatan yang menyebabkan mereka (orang-orang kafir itu) tertimpa dengan hukuman tersebut. Yaitu mereka melakukan kemungkaran dan tiadalah seorang pun dari mereka yang mencegah saudaranya dari kemaksiatan yang dilakukan. Maka, para pelaku kemungkaran dan orang yang membiarkannya mendapatkan hukuman yang sama.
Imam al-Qurthubi rahimahullah berkata: “Ayat di atas (juga) menunjukkan larangan duduk dengan orang-orang yang berbuat kemungkaran dan mengandung perintah untuk meninggalkan dan menjauhi mereka”.
Sehingga jelaslah dari kedua ayat di atas bahwa meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar merupakan hal yang akan mengundang kemurkaan dan kemarahan Allah Azza wa Jalla . Syaikh Salîm al-Hilâli hafizhahullâh mengomentari ayat tersebut dengan ucapan beliau, “Ayat ini menerangkan bahwa meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar adalah perkara yang mendatangkan kemarahan dan laknat Allah. Nasalullâh al’âfiyah.”

C.       Hilangnya rasa aman, baik di tingkat pribadi maupun masyarakat.
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
20:123
20:124
 “Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh sebahagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripadaKu, lalu barangsiapa mengikuti petunjukKu, ia tidak akan seat dan ia tidak akan celaka. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatanKu, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. (QS. Thaha: 123-124).

D.       Tersebarnya kerusakan di dalam kehidupan bermasyarakat.
Kerusakan ini ditimbulkan apabila generasi ini tumbuh tanpa ada perbaikan (amar ma’ruf nahi mungkar). Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan perumpamaan tentang hal ini dalam haditsnya, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَثَلُ القَائِمِ في حُدُودِ اللهِ وَالوَاقعِ فِيهَا، كَمَثَلِ قَومٍ اسْتَهَمُوا عَلَى سَفِينَةٍ فَصَارَ بَعْضُهُمْ أعْلاها وَبَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا، وَكَانَ الَّذِينَ في أَسْفَلِهَا إِذَا اسْتَقَوا مِنَ المَاءِ مَرُّوا عَلَى مَنْ فَوْقهُمْ، فَقَالُوا: لَوْ أنَّا خَرَقْنَا في نَصِيبِنَا خَرْقاً وَلَمْ نُؤذِ مَنْ فَوقَنَا، فَإِنْ تَرَكُوهُمْ وَمَا أرَادُوا هَلَكُوا جَميعاً، وَإنْ أخَذُوا عَلَى أيدِيهِمْ نَجَوا وَنَجَوْا جَميعاً
“Perumpamaan orang yang menegakkan hudud (hukum) Allah dan orang yang melanggarnya adalah seperti suatu kaum yang melakukan undian di atas kapal, maka sebagian mereka mendapatkan bagian di lantai atas dan yang lain di lantai bawah. Maka apabila yang berada di lantai bawah hendak mengambil air, mereka melewati orang-orang yang berada di lantai atas. Maka mereka pun berkata-kata seandainya kami melubangi yang menjadi bagian kami (bagian bawah kapal), tentu kami tidak mengganggu orang-orang yang di atas kami (karena tidak melewati mereka ketika mengambil air). Maka apabila mereka dibiarkan melakukan apa yang mereka inginkan, maka binasalah semuanya, dan apabila mereka dicegah (dari niatnya), maka selamatlah mereka dan selamatlah seluruh penghuni kapal.” (HR. Al-Bukhari).
Demikianlah menegakkan hudud Allah akan mewujudkan keselamatan bagi yang menyuruh dan orang yang disuruh apabila tidak maka binasalah pelaku kemaksiatan karena maksiatnya dan orang yang diam (tidak mencegahnya) karena ridhanya mereka. Al-Hafidz ibnu Hajar berkata: “Di dalam hadits ini ada penjelasan bahwa penyebab turunnya adzab karena ditinggalkannya amar ma’ruf nahi munkar.”

E.       Paceklik, kekeringan yang panjang dan hilangnya keberkahan pada rizki-rizki mereka.
7:96Hal ini dikarenakan banyaknya kamaksiatan yang dilakukan dan tidak ada yang menasehati dan mendakwahi mereka untuk meninggalkan kemaksiatan mereka, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :




“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raf: 96).

F.        Tidak diijabahnya do’a.
Ini adalah perkara yang mengerikan karena seseorang hamba sangat fakir kepada Allah, maka apabila dia berdo’a kemudian tidak dikabulkan oleh Allah, maka dia termasuk orang yang celaka. Tidak terkabulnya do’a karena ditinggalkannya amar ma’ruf nahi mungkar. Hal ini ditunjukkan oleh sabda Nabi,
وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ الْمُنْكَرِ أَوْ لَيُوشِكَنَّ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَاباً مِنْ عِنْدِهِ ثُمَّ لَتَدْعُنَّهُ فَلاَ يَسْتَجِيبُ لَكُمْ
“Demi yang jiwaku di tanganNya hendaklah kalian beramar ma’ruf dan nahi munkar, atau (kalau tidak) hampir-hampir Allah akan menurunkan adzab kepada kalian kemudian kalian kemudian kalian berdo’a dan tidak dikabulkan.”

G.       Orang-orang fasik, orang-orang yang berdosa dan orang-orang kafir berkuasa.
Kemaksiatan- kemaksiatan dikemas indah, dan kemungkaran-kemungkaran tersebar luas serta terus menerus terpampang nyata.

3.        KESIMPULAN
Yang dimaksud dengan amal ma'ruf nahi munkar adalah menyuruh berbuat baik dan melarang berbuat jahat dan ini merupakan syiar agama yang utama dan tugas kaum muslimin yang sangat besar.
Dalam Al-Quran dan Hadist, Allah SWT sudah memerintahkan kepada seluruh manusia untuk selalu menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar. Bahkan Allah pun dengan jelas menjelaskan akan ancaman bagi manusia yang meninggalkan amar makruf nahi mungkar.

4.        SUMBER BAHAN
Anonymous. 2013. Meninggalkan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar, Sebab Datangnya Adzab. (online) Diakses pada tanggal 8 April 2014.

Fajar Islami. 2010. Amar Ma’ruf Nahi Mungkar. (online) Diakses pada tanggal 8 April 2014.

Hisbah. 2013. Akibat Meninggalkan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar. (online) Diakses pada tanggal 8 April 2014.


0 komentar:

Posting Komentar