AMAR
MA’RUF NAHI MUNGKAR
1.
PENGERTIAN
AMAR MA’RUF NAHI MUNGKAR
Amar Ma’ruf dan
Nahi Mungkar berasal dari kata bahasa Arab الأمر / أمر
merupakan mashdar atau kata dasar dari fi’il atau kata kerja أمر yang artinya
memerintah atau menyuruh. Jadi الأمر / أمر artinya
perintah. معروف artinya yang baik atau kebaikan /
kebajikan. Sedangkan المنكر = الأمر القبيح yaitu perkara
yang keji.
Yang dimaksud
amar ma’ruf adalah ketika engkau memerintahkan orang lain untuk bertahuid
kepada Allah, menaati-Nya, bertaqarrub kepada-Nya, berbuat baik kepada sesama
manusia, sesuai dengan jalan fitrah dan kemaslahatan. Atau makruf adalah setiap
pekerjaan (urusan yang diketahui dan dimaklumi berasal dari agama Allah dan
syara’-Nya. Termasuk segala yang wajib yang mandub. Makruf juga diartikan
kesadaran, keakraban, persahabatan, lemah lembut terhadap keluarga dan
lain-lainnya.
Sedang munkar
adalah setiap pekerjaan yang tidak bersumber dari agama Allah dan syara’-Nya.
Setiap pekerjaan yang dipandang buruk oleh syara’, termasuk segala yang haram,
segala yang makruh, dan segala yang dibenci oleh Allah SWT. Allah berfirman:
وتعاونواعلى البروالتقوى
ولاتعاونواعلى الاثم والعدوان
“Tolong
menolonglah kamu dalam berbuat kebajikan dan bertaqwalah, serta jangan tolong
menolong dalam hal dosa dan kejahatan”. (QS. 5
Al Maidah: 2)
Termasuk tolong
menolong ialah menyerukan kebajikan dan memudahkan jalan untuk kesana , menutup
jalan kejahatan dan permusuhan dengan tetap mempertimbangkan
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.
Agama Islam
adalah agama yang sangat memperhatikan penegakan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar.
Amar Ma’ruf merupakan pilar dasar dari pilar-pilar akhlak yang mulia lagi
agung. Kewajiban menegakkan kedua hal itu adalah merupakan hal yang sangat
penting dan tidak bisa ditawar bagi siapa saja yang mempunyai kekuatan dan
kemampuan melakukannya. Bahkan Allah swt beserta RasulNya mengancam dengan
sangat keras bagi siapa yang tidak melaksanakannya sementara ia mempunyai
kemampuan dan kewenangan dalam hal tersebut.
2.
ANCAMAN
BAGI YANG MENINGGALKAN AMAR MA’RUF NAHI MUNGKAR
Adzab Allah Azza
wa Jalla itu sangat pedih. Jika adzab itu diturunkan pada suatu tempat, maka ia
akan menimpa semua orang yang ada di tempat tersebut, baik orang shaleh maupun
thâlih (keji). Allah Azza wa Jalla memperingatkan kaum Mukminin agar mereka
senantiasa membentengi diri mereka dari siksa tersebut dengan melaksanakan
ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya serta menyeru manusia kepada
kebaikan dan melarang mereka dari kemungkaran. Sebab, jika mereka meninggalkannya,
maka kemungkaran akan menyebar dan kerusakan akan meluas. Bila kondisi sudah
demikian, maka adzab pun akan diturunkan kepada seluruh komponen masyarakat,
baik yang shaleh maupun yang thâlih, yang berbuat kebajikan maupun yang berbuat
kejelekan, baik yang adil maupun yang zhalim. Dan jika Allah Azza wa Jalla
menurunkan siksa, maka siksa-Nya sangat pedih, tidak seorang pun yang kuat
menahan siksa tersebut. Untuk itu, hendaknya kaum Mukminin menjauhinya dengan
cara melaksanakan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya.
Berikut ini
beberapa ancaman dari Allah SWT bagi manusia yang meninggalkan amar ma’ruf nahi
mungkar, yang dijelaskan dalam Al-Quran dan Hadist :
A.
Tidak
Dikabulkan Doa (Permintaan) Seorang Hamba.
Hal
ini berdasarkan sabda Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
وَالَّذِي
نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنْ الْمُنْكَرِ
أَوْ لَيُوْشِكَنَّ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْ عِنْدِهِ ثُمَّ
لَتَدْعُنَّهُ فَلاَ يَسْتَجِيْبُ لَكُمْ
“Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, hendaknya
kalian betul-betul melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar atau (jika kalian
tidak melaksanakan hal itu) maka sungguh Allah akan mengirim kepada kalian
siksa dari-Nya kemudian kalian berdoa kepada-Nya (agar supaya dihindarkan dari
siksa tersebut) akan tetapi Allah Azza wa Jalla tidak mengabulkan do’a kalian.
[HR Ahmad dan at-Tirmidzi dan dihasankan oleh al-Albâni dalam Shahîhul Jâmi’]”.
Hadits di atas menunjukkan bahwa
orang yang meninggalkan amar ma’ruf nahi mungkar permintaannya tidak dikabulkan
oleh Allah Azza wa Jalla.
B.
Mendapatkan
laknat dari Allah Azza wa Jalla.
Hal tersebut
telah terjadi pada umat sebelum umat ini yaitu Bani Isra’il, sebagaimana telah
disebutkan dalam firman Allah Azza wa Jalla :
“Orang-orang kafir dari Bani Israil telah dilaknat
dengan lisan Dâwud dan Isa putera Maryam. Hal itu disebabkan mereka durhaka dan
selalu melampauhi batas. Mereka satu sama lain senantiasa tidak melarang
tindakan mungkar yang mereka perbuat, sesungguhnya amat buruklah apa yang
selalu mereka perbuat itu. [Q.S. Al-Mâidah:78-79]”
Dalam
ayat pertama Allah Azza wa Jalla menyebutkan jauhnya orang-orang kafir bani
Israil dari rahmat Allah Azza wa Jalla . Hal itu sebagai bentuk hukuman bagi
mereka dikarenakan kedurhakaan dan pelanggaran mereka atas batasan-batasan
Allah Azza wa Jalla dan hak-hak orang lain. Karena sesungguhnya setiap amal
perbuatan pastilah akan ada ganjarannya.
Kemudian
dalam ayat selanjutnya Allah Azza wa Jalla mengabarkan kepada hamba-hamba Nya
yang beriman perihal kemaksiatan yang menyebabkan mereka (orang-orang kafir
itu) tertimpa dengan hukuman tersebut. Yaitu mereka melakukan kemungkaran dan
tiadalah seorang pun dari mereka yang mencegah saudaranya dari kemaksiatan yang
dilakukan. Maka, para pelaku kemungkaran dan orang yang membiarkannya
mendapatkan hukuman yang sama.
Imam
al-Qurthubi rahimahullah berkata: “Ayat di atas (juga) menunjukkan larangan
duduk dengan orang-orang yang berbuat kemungkaran dan mengandung perintah untuk
meninggalkan dan menjauhi mereka”.
Sehingga
jelaslah dari kedua ayat di atas bahwa meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar
merupakan hal yang akan mengundang kemurkaan dan kemarahan Allah Azza wa Jalla
. Syaikh Salîm al-Hilâli hafizhahullâh mengomentari ayat tersebut dengan ucapan
beliau, “Ayat ini menerangkan bahwa meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar adalah
perkara yang mendatangkan kemarahan dan laknat Allah. Nasalullâh al’âfiyah.”
C.
Hilangnya rasa aman, baik di tingkat pribadi maupun
masyarakat.
Allah
subhanahu wata’ala berfirman:
“Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama,
sebagian kamu menjadi musuh sebahagian yang lain. Maka jika datang kepadamu
petunjuk daripadaKu, lalu barangsiapa mengikuti petunjukKu, ia tidak akan seat
dan ia tidak akan celaka. Dan barangsiapa yang berpaling dari
peringatanKu, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami
akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. (QS. Thaha:
123-124).
D.
Tersebarnya kerusakan di dalam kehidupan bermasyarakat.
Kerusakan
ini ditimbulkan apabila generasi ini tumbuh tanpa ada perbaikan (amar ma’ruf
nahi mungkar). Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan perumpamaan
tentang hal ini dalam haditsnya, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
مَثَلُ القَائِمِ في حُدُودِ
اللهِ وَالوَاقعِ فِيهَا، كَمَثَلِ قَومٍ اسْتَهَمُوا عَلَى سَفِينَةٍ فَصَارَ
بَعْضُهُمْ أعْلاها وَبَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا، وَكَانَ الَّذِينَ في أَسْفَلِهَا
إِذَا اسْتَقَوا مِنَ المَاءِ مَرُّوا عَلَى مَنْ فَوْقهُمْ، فَقَالُوا: لَوْ
أنَّا خَرَقْنَا في نَصِيبِنَا خَرْقاً وَلَمْ نُؤذِ مَنْ فَوقَنَا، فَإِنْ
تَرَكُوهُمْ وَمَا أرَادُوا هَلَكُوا جَميعاً، وَإنْ أخَذُوا عَلَى أيدِيهِمْ
نَجَوا وَنَجَوْا جَميعاً
“Perumpamaan orang
yang menegakkan hudud (hukum) Allah dan orang yang melanggarnya adalah seperti
suatu kaum yang melakukan undian di atas kapal, maka sebagian mereka
mendapatkan bagian di lantai atas dan yang lain di lantai bawah. Maka apabila
yang berada di lantai bawah hendak mengambil air, mereka melewati orang-orang
yang berada di lantai atas. Maka mereka pun berkata-kata seandainya kami
melubangi yang menjadi bagian kami (bagian bawah kapal), tentu kami tidak
mengganggu orang-orang yang di atas kami (karena tidak melewati mereka ketika
mengambil air). Maka apabila mereka dibiarkan melakukan apa yang mereka
inginkan, maka binasalah semuanya, dan apabila mereka dicegah (dari niatnya),
maka selamatlah mereka dan selamatlah seluruh penghuni kapal.” (HR.
Al-Bukhari).
Demikianlah
menegakkan hudud Allah akan mewujudkan keselamatan bagi yang menyuruh dan orang
yang disuruh apabila tidak maka binasalah pelaku kemaksiatan karena maksiatnya
dan orang yang diam (tidak mencegahnya) karena ridhanya mereka. Al-Hafidz ibnu
Hajar berkata: “Di dalam hadits ini ada penjelasan bahwa penyebab turunnya
adzab karena ditinggalkannya amar ma’ruf nahi munkar.”
E.
Paceklik, kekeringan yang panjang dan hilangnya keberkahan
pada rizki-rizki mereka.
Hal ini
dikarenakan banyaknya kamaksiatan yang dilakukan dan tidak ada yang menasehati
dan mendakwahi mereka untuk meninggalkan kemaksiatan mereka, sebagaimana firman
Allah subhanahu wata’ala :
“Jikalau sekiranya
penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat
Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raf: 96).
F.
Tidak diijabahnya do’a.
Ini
adalah perkara yang mengerikan karena seseorang hamba sangat fakir kepada
Allah, maka apabila dia berdo’a kemudian tidak dikabulkan oleh Allah, maka dia
termasuk orang yang celaka. Tidak terkabulnya do’a karena ditinggalkannya amar
ma’ruf nahi mungkar. Hal ini ditunjukkan oleh sabda Nabi,
وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ
لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ الْمُنْكَرِ أَوْ لَيُوشِكَنَّ
اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَاباً مِنْ عِنْدِهِ ثُمَّ لَتَدْعُنَّهُ
فَلاَ يَسْتَجِيبُ لَكُمْ
“Demi yang jiwaku di
tanganNya hendaklah kalian beramar ma’ruf dan nahi munkar, atau (kalau tidak)
hampir-hampir Allah akan menurunkan adzab kepada kalian kemudian kalian
kemudian kalian berdo’a dan tidak dikabulkan.”
G.
Orang-orang fasik, orang-orang yang berdosa dan orang-orang
kafir berkuasa.
Kemaksiatan-
kemaksiatan dikemas indah, dan kemungkaran-kemungkaran tersebar luas serta
terus menerus terpampang nyata.
3.
KESIMPULAN
Yang
dimaksud dengan amal ma'ruf nahi munkar adalah menyuruh berbuat baik dan
melarang berbuat jahat dan ini merupakan syiar agama yang utama dan tugas kaum
muslimin yang sangat besar.
Dalam
Al-Quran dan Hadist, Allah SWT sudah memerintahkan kepada seluruh manusia untuk
selalu menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar. Bahkan Allah pun dengan jelas
menjelaskan akan ancaman bagi manusia yang meninggalkan amar makruf nahi
mungkar.
4.
SUMBER
BAHAN
Anonymous. 2013.
Meninggalkan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar,
Sebab Datangnya Adzab. (online) Diakses pada tanggal 8 April 2014.
Fajar Islami.
2010. Amar Ma’ruf Nahi Mungkar.
(online) Diakses pada tanggal 8 April 2014.
Hisbah. 2013. Akibat Meninggalkan Amar Ma’ruf Nahi
Mungkar. (online) Diakses pada tanggal 8 April 2014.
0 komentar:
Posting Komentar