Jumat, 14 Maret 2014

Batuan Beku









MAKALAH
BATUAN BEKU



 








DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK II
FUAD HAMBALI
RAHIM SYAHFANDI
CUT MUTIA
SRI AINUN JARIAH





SMA NEGERI 2 MEULABOH
ACEH BARAT
2014
 







KATA PENGANTAR

BISM-2.TIF


Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Adapun judul makalah kami ini adalah “Batuan Beku”.
Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua tentang Batuan Beku. Makalah ini kami sadur dari berbagai sumber yang kami dapat melalui internet.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini . Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi kami khususnya .


Meulaboh,   Februari 2014 

Penyusun

Fadhil Darmawi












DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR                                                                                                  i
DAFTAR ISI                                                                                                                ii

BAB I      PENDAHULUAN                                                                                       1
1.         Latar Belakang                                                                                       1
2.         Rumusan Masalah                                                                                  1
3.         Tujuan Penelitian                                                                                    1

BABII     PEMBAHASAN                                                                                          2
1.         Pengertian Batuan Beku                                                                         2
2.         Tekstur Batuan Beku                                                                              3
3.         Struktu Batuan Beku                                                                              5
4.         Komposisi Mineral Batuan Beku                                                           6
5.         Klasifikasi Batuan Beku                                                                         6
A.      Klasifikasi berdasarkan cara terjadinya                                           6
B.       Klasifikasi berdasarkan kandungan SiO2                                       6
C.       Klasifikasi berdasarkan indeks warna                                             7
6.         Jenis-Jenis Batuan Beku                                                                         7

BAB III   PENUTUP                                                                                                   8
1.         Kesimpulan                                                                                             8
2.         Saran                                                                                                       8

DAFTAR PUSTAKA                                                                                                  9


  
















BAB I
PENDAHULUAN


1.        LATAR BELAKANG
Bumi tertutupi oleh daratan dan lautan, dimana bagian lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat diamati langsung dengan dekat, maka banyak hal-hal yang dapat diketahui secara cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh jenis batuan yang berbeda satu sama lain dan berbeda-beda materi penyusun serta berbeda pula dalam proses terbentuknya.
Petrology yaitu ilmu yang khusus membahas tentang batuan. Batuan beku sebenarnya telah banyak dipergunakan orang dalam kehidupan sehari-hari hanya saja kebanyakan orang hanya mengetahui cara mempergunakannya saja, dan sedikit yang mengetahui asal kejadian dan seluk-beluk mengenai batuan beku ini. Secara sederhana batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma.

2.        RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penyusun merumuskan beberapa permasalahan yang menjadi pembahasan pada makalah ini, yaitu :
a)         Apakah yang dimaksud dengan batuan beku?
b)        Apa saja tekstur dari batuan beku?
c)         Bagaimana struktur batuan beku?
d)        Bagaimana klarifikasi dan Jenis-Jenis batuan beku? 

3.        TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a)         Menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang batuan beku.
b)        Menjelaskan bagaimana proses terbentuknya batuan beku
c)         Menjelaskan struktur batuan beku
d)        Menjelaskan klarifikasi determinasi batuan beku

BAB II
PEMBAHASAN


1.        PENGERTIAN BATUAN BEKU
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun (1947), Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang pijar terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500–2.5000C dan bersifat mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah. Dalam magma tersebut terdapat beberapa bahan yang larut, bersifat volatile (air, CO2, chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain) yang merupakan penyebab mobilitas magma, dan non-volatile (non-gas) yang merupakan pembentuk mineral yang lazim dijumpai dalam batuan beku.
Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke permukaan bumi, maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut dikenal dengan peristiwa penghabluran. Berdasarkan penghabluran mineral-mineral silikat (magma), oleh NL. Bowen disusun suatu seri yang dikenal dengan Bowen’s Reaction Series.
Dalam mengidentifikasi batuan beku, sangat perlu sekali mengetahui karakteristik batuan beku yang meliputi sifat fisik dan komposisi mineral batuan beku. Dalam membicarakan masalah sifat fisik batuan beku tidak akan lepas dari
2.        TEKSTUR BATUAN BEKU
Tekstur didefinisikan sebagai keadaan atau hubungan yang erat antar mineral-mineral sebagai bagian dari batuan dan antara mineral-mineral dengan massa gelas yang membentuk massa dasar dari batuan.
Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh tiga hal yang penting, yaitu:
a.         Kristalinitas
Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf.
Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:
·       Holokristalin, yaitu batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal. Tekstur holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah membeku di dekat permukaan.
·       Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian lagi terdiri dari massa kristal.
·       Holohialin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai fasies yang lebih kecil dari tubuh batuan.
b.         Granularitas
Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu :
·      Fanerik/fanerokristalin
Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu sama lain secara megaskopis dengan mata biasa. Kristal-kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi :
-            Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.
-            Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 – 5 mm.
-            Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 – 30 mm.
-            Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.
·      Afanitik
Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan mata biasa sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya. Dalam analisis mikroskopis dapat dibedakan:
-            Mikrokristalin, apabila mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati dengan bantuan mikroskop dengan ukuran butiran sekitar 0,1 – 0,01 mm.
-            Kriptokristalin, apabila mineral-mineral dalam batuan beku terlalu kecil untuk diamati meskipun dengan bantuan mikroskop. Ukuran butiran berkisar antara 0,01 – 0,002 mm.
-            Amorf/glassy/hyaline, apabila batuan beku tersusun oleh gelas.
c.         Bentuk Kristal
Bentuk kristal adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan secara keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal, yaitu:
·       Euhedral, apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.
·       Subhedral, apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.
·       Anhedral, apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.
Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:
·       Equidimensional, apabila bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.
·       Tabular, apabila bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi yang lain.
·       Prismitik, apabila bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi yang lain.
·       Irregular, apabila bentuk kristal tidak teratur.
d.        Hubungan Antar Kristal
Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi didefinisikan sebagai hubungan antara kristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. Secara garis besar, relasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
·       Equigranular
Yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan berukuran sama besar. Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka equigranular dibagi menjadi tiga, yaitu:
-            Panidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang euhedral.
-            Hipidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang subhedral.
-            Allotriomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang anhedral.
e.         Inequigranular
Yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas.

3.        STRUKTUR BATUAN BEKU
Struktur adalah kenampakan batuan secara makro yang meliputi kedudukan lapisan yang jelas/umum dari lapisan batuan. Struktur batuan beku sebagian besar hanya dapat dilihat dilapangan saja, misalnya :
a)         Pillow lava atau lava bantal, yaitu struktur paling khas dari batuan vulkanik bawah laut, membentuk struktur seperti bantal.
b)        Joint struktur, merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar yang tersusun secara teratur tegak lurus arah aliran. Sedangkan struktur yang dapat dilihat pada contoh-contoh batuan (hand speciment sample), yaitu:
c)         Masif, yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku.
d)        Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh keluarnya gas pada waktu pembekuan magma. Lubang-lubang tersebut menunjukkan arah yang teratur.
e)         Skoria, yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubang-lubangnya besar dan menunjukkan arah yang tidak teratur.
f)         Amigdaloidal, yaitu struktur dimana lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral sekunder, biasanya mineral silikat atau karbonat.
g)        Xenolitis, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan batuan lain yang masuk dalam batuan yang mengintrusi.
h)        Pada umumnya batuan beku tanpa struktur (masif), sedangkan struktur-struktur yang ada pada batuan beku dibentuk oleh kekar (joint) atau rekahan (fracture) dan pembekuan magma, misalnya: columnar joint (kekar tiang), dan sheeting joint (kekar berlembar).

4.        KOMPOSISI MINERAL BATUAN BEKU
Untuk menentukan komposisi mineral pada batuan beku, cukup dengan mempergunakan indeks warna dari batuan kristal. Atas dasar warna mineral sebagai penyusun batuan beku dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a)         Mineral felsik, yaitu mineral yang berwarna terang, terutama terdiri dari mineral kwarsa, feldspar, feldspatoid dan muskovit.
b)        Mineral mafik, yaitu mineral yang berwarna gelap, terutama biotit, piroksen, amphibol dan olivin.

5.        KLASIFIKASI BATUAN BEKU
Batuan beku dapat diklasifikasikan berdasarkan cara terjadinya, kandungan SiO2, dan indeks warna. Dengan demikian dapat ditentukan nama batuan yang berbeda-beda meskipun dalam jenis batuan yang sama, menurut dasar klasifikasinya.
A.       Klasifikasi berdasarkan cara terjadinya
Menurut Rosenbusch (1877-1976) batuan beku dibagi menjadi:
a)        Effusive rock, untuk batuan beku yang terbentuk di permukaan.
b)        Dike rock, untuk batuan beku yang terbentuk dekat permukaan.
c)        Deep seated rock, untuk batuan beku yang jauh di dalam bumi. Oleh W.T. Huang (1962), jenis batuan ini disebut plutonik, sedang batuan effusive disebut batuan vulkanik.
B.       Klasifikasi berdasarkan kandungan SiO2
Menurut (C.L. Hugnes, 1962), yaitu:
a)        Batuan beku asam, apabila kandungan SiO2 lebih dari 66%. Contohnya adalah riolit.
b)        Batuan beku intermediate, apabila kandungan SiO2 antara 52% - 66%. Contohnya adalah dasit.
c)        Batuan beku basa, apabila kandungan SiO2 antara 45% - 52%. Contohnya adalah andesit.
d)       Batuan beku ultra basa, apabila kandungan SiO2 kurang dari 45%. Contohnya adalah basalt.
C.       Klasifikasi berdasarkan indeks warna
Menurut ( S.J. Shand, 1943), yaitu:
a)        Leucoctaris rock, apabila mengandung kurang dari 30% mineral mafik.
b)        Mesococtik rock, apabila mengandung 30% - 60% mineral mafik.
c)        Melanocractik rock, apabila mengandung lebih dari 60% mineral mafik.
Sedangkan menurut S.J. Ellis (1948) juga membagi batuan beku berdasarkan indeks warnanya sebagai berikut:
a)        Holofelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%.
b)        Felsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 10% sampai 40%.
c)        Mafelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 40% sampai 70%.
d)       Mafik, untuk batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.

6.        JENIS-JENIS BATUAN BEKU
Batuan beku dibedakan menjadi 3 yaitu :
a)         Batuan beku dalam,contohnya : Batu granit.
b)        Batuan beku gang/ tengah,contohnya : Granit porfir
c)         Batuan beku luar,contohnya : Batu andesit








BAB III
PENUTUP


1.        KESIMPULAN
Batu adalah material padat dari agregat mineral yang telah padu. Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan membeku. Batuan beku adalah batuan yang terbentuk  dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma.
Batuan beku berdasarkan genetiknya yaitu batuan ekstruksi dan batuan instrusi yaitu batuan beku dalam dan beku luar. Struktur batuan beku ada 4, yaitu struktur bantal, struktur vesikular, strutur aliran, struktur kekar.
Beberapa jenis batuan beku antara lain batu Diorit, Diabas, Basalt, Dunit, perodit, Obsidian,  Granit, Granodiorit, Sienit, Andsit dan Zeolit dan lain sebagainya.

2.        SARAN
Untuk memperluas pengetahuan tentang batuan beku kita harus mempelajari dan memahami maksud dari batuan beku, bagaimana batuan beku terbentuk, klasifikasi batuan beku dan determinasinya di kehidupan sehari-hari.













DAFTAR PUSTAKA


Anonymous. ____. Batuan Beku. (Online). Diakses pada tanggal 19 Februari 2014.
                        http://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_beku

Atmanto, Kukuh. 2012. Makalah Batuan Beku. (Online). Diakses pada tanggal 19 Februari 2014.
                        http://atmantokukuh.blogspot.com/2012/11/makalah-batuan-beku_19.html

0 komentar:

Posting Komentar